Suara.com - Absennya Rizky Ridho akibat cedera hamstring menjelang laga kontra Jepang membuat Timnas Indonesia harus segera mencari pengganti yang sepadan di lini belakang.
Patrick Kluivert kini dihadapkan pada dilema untuk menentukan siapa sosok ideal yang layak mengisi kekosongan di jantung pertahanan Garuda.
Mees Hilgers menjadi kandidat utama karena ia merupakan bek tengah murni yang tampil reguler bersama FC Twente di kompetisi Eredivisie Belanda.
Hilgers memiliki keunggulan dalam membaca permainan, duel udara, serta distribusi bola yang membuatnya cocok bermain dalam laga seintens Jepang.
Alternatif lain datang dari Kevin Diks yang walau berposisi sebagai bek kanan, juga memiliki fleksibilitas untuk bermain di area tengah pertahanan.
Diks punya kekuatan fisik, teknik membawa bola, dan pemahaman taktik yang bisa menjadi aset penting bila ditugaskan sebagai bek tengah.
Jika Diks turun sebagai stopper, maka posisi sayap kanan bisa diisi oleh Yakob Sayuri yang dikenal rajin naik-turun membantu pertahanan dan serangan.
Nama lain yang tak boleh dilupakan adalah Jordi Amat yang sudah lama menjadi pilar pertahanan Garuda sejak proses naturalisasinya rampung.
Amat unggul dalam hal kepemimpinan, penempatan posisi, serta pengalaman menghadapi tekanan dalam laga-laga besar di level internasional.
Baca Juga: Update Ranking FIFA Timnas Indonesia andai Kalahkan Jepang di Osaka
Meski terakhir tampil cukup lama lalu, pengalamannya sangat berharga untuk membendung tekanan dari lini depan Jepang yang cepat dan dinamis.
Calvin Verdonk juga berpeluang dijadikan bek tengah kiri dalam skema tiga bek, berkat kecepatannya dan keberanian menekan lawan sejak awal.
Verdonk memiliki akurasi umpan yang baik dan sudah beberapa kali dimainkan sebagai bek tengah saat masih dilatih Shin Tae-yong.
Dengan opsi yang beragam ini, Kluivert memiliki peluang besar untuk meramu pertahanan yang solid meski tanpa kehadiran Ridho.
Fleksibilitas dan pengalaman dari pemain-pemain yang tersedia menjadi modal penting saat Garuda menghadapi kekuatan besar seperti Jepang.
Kini tinggal bagaimana Kluivert memilih kombinasi paling tangguh untuk menjaga lini belakang tetap kokoh dalam laga hidup mati tersebut.