Suara.com - Gelandang keturunan Kanada - Nusa Tenggara Timur bikin tenang Pelatih Timnas Indonesia U-23 Gerald Vanenburg di Piala AFF U-23 2025. Pemain dengan harga pasaran Rp 3,04 Miliar itu bikin skuad garuda muda mewah di lini depan.
Timnas Indonesia U-23 bersiap menghadapi Piala AFF U-23 2025 dengan kekuatan penuh, khususnya di sektor lini depan yang tampak makin menjanjikan.
Turnamen yang akan digelar di Indonesia mulai 15 hingga 31 Juli 2025 ini menjadi momentum emas bagi skuad Garuda Muda untuk menorehkan prestasi membanggakan.

Di bawah arahan pelatih kepala Gerald Vanenburg, sebanyak tujuh penyerang muda terbaik telah dipanggil untuk memperkuat barisan serang.
Pemain-pemain tersebut dipilih berdasarkan performa gemilang mereka di level klub maupun tim nasional kelompok umur.
Salah satu nama yang menyita perhatian adalah Victor Dethan, pemain PSM Makassar yang tampil stabil sepanjang Liga 1 musim lalu.
Dalam 25 pertandingan, ia sukses mencatatkan tiga gol dan tiga assist.
Konsistensinya membuatnya kembali dipercaya memperkuat timnas setelah tampil di Piala AFF 2024.
Sementara itu, Hokky Caraka tetap menjadi pilihan utama di lini depan berkat pengalamannya di timnas senior.
Baca Juga: Media Asing Ungkap Alasan Shin Tae-yong Tidak Layak Jadi Pelatih China

Dengan sepuluh penampilan dan dua gol di level tertinggi, serta kiprah menjanjikan bersama PSS Sleman, ia menjadi simbol harapan baru dalam regenerasi lini depan.
Pemain muda lainnya, Jens Raven, yang memiliki darah campuran Indonesia-Belanda, juga masuk dalam daftar.
Penyerang muda ini tampil cemerlang bersama tim muda Dordrecht dan telah mencetak delapan gol dalam 17 laga internasional di kelompok U-19 dan U-20. Ia dinilai memiliki naluri gol yang tajam dan gaya bermain modern khas Eropa.
Althaf Indie, winger lincah milik Persis Solo, menjadi andalan di sisi sayap berkat kecepatan dan kreativitasnya.
Sejak 2022, ia telah mencetak lima gol dan memberikan delapan assist dari total 81 penampilan, menjadikannya opsi penting untuk memecah kebuntuan.
Kontribusi Dominikus Dion musim lalu bersama PSS Sleman juga patut diapresiasi.
Ia sukses menorehkan tiga gol dan tiga assist dari 30 laga, memperlihatkan potensi sebagai pemain serbaguna yang bisa dimainkan di beberapa posisi lini depan.
Tak kalah mencolok adalah Rahmat Arjuna dari Bali United yang menampilkan statistik mentereng: enam gol dan empat assist dari 31 pertandingan di musim 2024/2025.
Performanya yang konsisten menjadikannya sebagai salah satu penyerang muda paling berbahaya di Liga 1.
Di sisi lain, Ahmad Wadil mungkin belum terlalu dikenal publik.
Namun striker muda Malut United ini menunjukkan prospek besar meski baru mencetak satu gol dari 14 laga pada musim debutnya.
Dengan pengalaman yang mulai dibangun, ia bisa jadi kejutan di Piala AFF mendatang.
Kehadiran tujuh pemain ini memberi warna baru bagi lini depan Timnas Indonesia U-23.
Kombinasi pemain berpengalaman, jebolan timnas usia muda, dan talenta muda Liga 1 memberikan fleksibilitas taktis bagi Vanenburg.
Ia kini memiliki banyak opsi skema serangan yang bisa diubah sesuai kebutuhan lawan di setiap pertandingan.
Turnamen yang digelar di kandang sendiri tentu memberi keuntungan tersendiri. Dukungan penuh dari suporter lokal dapat menjadi bahan bakar tambahan untuk membakar semangat para pemain.
Harapannya, skuad Garuda Muda mampu menembus babak final dan mengangkat trofi di hadapan publik sendiri.
Melihat komposisi tim saat ini, Indonesia memiliki peluang besar untuk menorehkan sejarah baru di Piala AFF U-23.
Apalagi, kekuatan di lini depan menjadi kunci penting untuk menghadapi pertahanan solid dari negara-negara seperti Vietnam, Thailand, atau Malaysia yang dikenal punya struktur permainan rapi.
Pemusatan latihan yang berlangsung intensif akan menjadi penentu utama dalam membangun kekompakan tim.
Jika chemistry di lini serang terbentuk dengan baik, bukan tidak mungkin lini depan ini akan meledak dan menjadi mimpi buruk bagi pertahanan lawan.
Di sisi lain, keberadaan para penyerang muda ini bukan sekadar untuk turnamen jangka pendek.
Mereka adalah bagian dari proses regenerasi timnas Indonesia dalam menyongsong berbagai turnamen internasional lain, termasuk kualifikasi Piala Asia dan potensi tampil di ajang Olimpiade Asia.
Gerald Vanenburg kini dihadapkan pada tantangan besar: meramu kombinasi paling tajam dari ketujuh penyerang potensial ini agar mampu tampil maksimal di setiap laga.
Taktik menyerang, variasi formasi, serta ketepatan dalam membaca situasi pertandingan akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia di kompetisi bergengsi ini.
Piala AFF U-23 2025 menjadi kesempatan emas untuk menunjukkan kualitas dan kapasitas sepak bola Indonesia di level Asia Tenggara.
Dengan kekuatan yang dimiliki saat ini, harapan untuk menjadi juara bukan lagi sekadar impian. Garuda Muda hanya perlu membuktikannya di atas lapangan.