Suara.com - Apa kasus Imran Nahumarury hingga dipecat dari kursi pelatih Malut United? Malut United menjadi sorotan publik usai mengambil langkah tegas dengan memecat dua figur penting di tubuh manajemen tim: pelatih kepala Imran Nahumarury dan Direktur Teknik Yeyen Tumena.
Keputusan ini bukan semata-mata karena alasan teknis di lapangan, tetapi lebih mengarah pada dugaan pelanggaran serius yang dinilai mengancam profesionalisme dan integritas klub.
Pemecatan ini diumumkan langsung oleh Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh, dalam konferensi pers di Ternate. Menurutnya, kebijakan ini bukan tindakan gegabah, melainkan hasil dari evaluasi internal yang mendalam.

Sejumlah pelanggaran disebut telah terjadi sejak klub masih berlaga di Liga 2, dan eskalasinya terus berlanjut hingga saat ini ketika Malut United bersiap menghadapi Liga 1 musim 2025/2026.
"Tapi kami tidak bisa menutup mata atas berbagai praktik tidak pantas yang dilakukan keduanya," kata Asghar Saleh.
Manajemen mengungkapkan temuan mengejutkan soal dugaan pemotongan gaji pemain, termasuk dugaan pengambilan fee dari pemain asing.
Beberapa nama pemain lokal bahkan mengaku sempat dimintai uang agar mendapat menit bermain. Praktik semacam ini dinilai sangat mencederai nilai-nilai fair play dan merusak kepercayaan antara pemain, pelatih, dan manajemen.
“Pemain harusnya fokus bertanding, bukan disibukkan dengan praktik yang tidak etis seperti ini,” ujar Asghar dalam keterangan resminya.
Ia menambahkan bahwa klub sebenarnya telah memberikan ruang bagi kedua sosok tersebut untuk memperbaiki sikap. Bahkan, manajemen sempat menaikkan kompensasi hingga 300 persen setelah keberhasilan membawa tim promosi ke Liga 1.
Baca Juga: Dewa United ke AFC Challenge League usai Sikat PSBS Biak, Persija Tahan MU di JIS

Namun, tindakan profesional yang diharapkan tak kunjung datang hingga akhirnya manajemen menjatuhkan keputusan final: pemecatan.
Kini, fokus Malut United sepenuhnya dialihkan ke persiapan menyambut musim baru Liga 1 yang dijadwalkan akan dimulai awal Agustus 2025.
Tim direncanakan akan menggelar pemusatan latihan (TC) di Yogyakarta mulai 27 Juli. Program ini menjadi bagian dari pembenahan menyeluruh untuk memastikan tim benar-benar siap secara fisik dan taktik.
Asghar menyatakan bahwa proses transisi ini juga menjadi bagian dari pembersihan internal, terutama dalam memastikan bahwa manajemen dan tim pelatih berada dalam satu visi membangun klub yang profesional dan bebas dari praktik menyimpang.
Menariknya, Imran Nahumarury telah mengirimkan surat pernyataan resmi kepada manajemen, mengakui kesalahannya dan meminta maaf.
Dalam surat tersebut, ia berjanji tidak akan melakukan klarifikasi atau membela diri di media massa, serta menerima konsekuensi yang ada.