Suara.com - Nama klub Serie A, Unione Sportiva Lecce, mendadak menjadi perbincangan hangat di kalangan penggemar sepak bola Indonesia.
Pasalnya, klub asal wilayah Salento ini masuk dalam daftar panjang tim Italia yang dikabarkan tertarik untuk merekrut bek tangguh Timnas Indonesia, Jay Idzes, dari Venezia.
Namun, siapa sebenarnya US Lecce? Di luar statusnya sebagai kontestan Serie A, klub ini menyimpan segudang cerita dan fakta unik yang membuat mereka memiliki identitas kuat di kancah sepak bola Italia.
Mari kita bedah 10 fakta menarik tentang klub berjuluk Giallorossi (Kuning-Merah) ini.
![Alarm dari Masa Lalu: Lecce Bidik Jay Idzes, Akankah Terulang Kisah Pahit Thom Haye? [Tangkap layar X]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/25/83128-thom-haye.jpg)
1. Julukan 'Giallorossi' dan 'Salentini'
Lecce memiliki dua julukan utama. Giallorossi (Kuning-Merah) merujuk pada warna kebesaran klub yang terpampang di logo dan seragam mereka, warna-warna yang mewakili kota Lecce.
Julukan kedua adalah Salentini, yang berasal dari nama wilayah geografis mereka, Salento, semenanjung yang menjadi "tumit" dari "sepatu bot" Italia.
2. 'Lupi' sang Serigala sebagai Simbol Utama
Selain warna, simbol utama klub ini adalah serigala (Lupo dalam bahasa Italia, atau Lupi untuk bentuk jamak).
Baca Juga: Lirik Jay Idzes, Lecce Pernah Sia-siakan Pemain Timnas Indonesia
Serigala ini terpampang gagah di logo klub dan sering menjadi inspirasi koreografi masif dari para pendukungnya. Ini melambangkan keganasan dan semangat juang tim di lapangan.
3. Stadion Ikonik Bernama 'Jalan Menuju Laut'
Lecce memainkan laga kandangnya di Stadio Via del Mare. Nama ini secara harfiah berarti "Jalan Menuju Laut".
Penamaan ini sangat pas karena stadion ini memang berlokasi di jalan yang mengarah langsung ke Laut Adriatik yang indah. Dibuka pada tahun 1966, stadion ini mampu menampung lebih dari 31.000 penonton.
4. Pernah Punya 'Tembok Manusia Raksasa'
Salah satu momen paling ikonik di Stadio Via del Mare terjadi pada musim 1990/91. Saat itu, tribun stadion belum sepenuhnya memiliki kursi.
Para penggemar berdiri berdempetan, menciptakan pemandangan yang disebut sebagai "tembok manusia raksasa" yang memberikan tekanan psikologis luar biasa bagi tim lawan.
5. 'Juara' Kasta Kedua Terbanyak di Italia
Lecce memegang rekor sebagai klub yang paling sering memenangkan Serie B, kasta kedua sepak bola Italia.
Mereka telah mengangkat trofi juara Serie B sebanyak 10 kali. Fakta ini memberi mereka julukan lain yang sedikit menyindir, yakni "Campioni di Serie B" (Juara Serie B), menunjukkan reputasi mereka sebagai tim yang sering naik-turun kasta (promosi-degradasi).
6. Penghasil Talenta Hebat
Meski bukan klub raksasa, Lecce punya sejarah bagus dalam mengorbitkan pemain top.
Penyerang legendaris Italia, Graziano Pellè, dan Antonio Conte, yang sukses sebagai pemain dan pelatih, sama-sama memulai karier profesional mereka di sini. Conte bahkan lahir di kota Lecce.
![Jay Idzes Magnet Transfer di Serie A: Ini Daftar Klub Peminat Bek Timnas Indonesia [Instagram Jay Idzes]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/26/65391-jay-idzes.jpg)
7. Javier Chevantón: Legenda dari Uruguay
Jika berbicara tentang ikon klub, nama Javier Chevantón tidak bisa dilepaskan.
Penyerang asal Uruguay ini adalah pujaan para fans Giallorossi.
Ia menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Lecce di Serie A dan terkenal dengan tendangan bebasnya yang mematikan.
8. Derby della Puglia: Rivalitas Panas di Selatan
Pertandingan paling bergengsi bagi Lecce adalah saat melawan rival sekota dari wilayah yang sama, Puglia, yaitu S.S.C. Bari.
Laga yang dikenal sebagai Derby della Puglia ini selalu berlangsung dengan tensi tinggi, baik di dalam maupun di luar lapangan, merepresentasikan persaingan dua kota terbesar di wilayah tersebut.
Dirumorkan Dibeli Raffi Ahmad
Pada 2022, Lecce sempat dikaitkan dengan figur publik, Raffi Ahmad. Suami Nagita Slavina itu disebut akan jadi pemilik Lecce.
Namun, laporan dari media asal Itaia, Lecce Prima, meluruskan semuanya. Media ini memberitakan bukan Raffi Ahmad yang membeli saham minoritas Lecce yang berjumlah 10 persen.
“Sidang Direksi US Lecce yang digelar setelah rapat umum pemegang saham berakhir larut malam di Hotel Patria. Nama-nama baru tersebut adalah Pascal Picci, orang Swiss asal Italia yang merupakan presiden keuangan aktif dalam pengelolaan dana dan mantan presiden holding sauber, tim Formula One yang kemudian menjadi Alfa Romeo. Serta Alvin Sariaatmadja,” tulis Lecce Prima.
“Karena itu, bukan Raffi Ahmad, produser dan influencer Indonesia yang melalui unggahannya di Instagram menarik perhatian dan rasa penasaran karena beberapa kali menyebut kata Lecce,” lanjut laporan tersebut.
10. Pernah Diperkuat Thom Haye
Bagi para penggemar yang mengikuti jejak karier pemain Indonesia di Eropa, Lecce adalah klub yang memberikan mimpi buruk bagi Thom Haye pada musim 2018/2019.
Pada musim panas 2018, Thom Haye, yang saat itu masih berusia 23 tahun, mengambil langkah berani dengan meninggalkan Willem II untuk bergabung dengan Lecce, yang saat itu berlaga di Serie B.
Ia datang dengan reputasi sebagai gelandang muda berbakat dari Eredivisie, berharap bisa menaklukkan kerasnya kompetisi Italia. Namun, realita di lapangan jauh dari harapan.
Haye mendapati dirinya terpinggirkan dari skuad utama. Sepanjang musim, ia hanya mencatatkan 13 penampilan di Serie B, dengan mayoritas sebagai pemain pengganti di menit-menit akhir.