Suara.com - Timnas Indonesia U-23 bakal menghadapi ujian berat saat berjumpa Thailand U-23 dalam laga semifinal Piala AFF U-23 2025, yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Jumat (24/7) malam WIB.
Meski turun dengan pelatih anyar, Takayuki Nishigaya, Thailand tetaplah kekuatan besar yang selalu diperhitungkan di kancah sepak bola Asia Tenggara.
Rekam jejak mereka di turnamen kelompok umur tak bisa diremehkan—stabil, disiplin, dan punya kedalaman skuad yang merata.
Catatan mengerikan pun menyertai langkah Thailand ke semifinal.
![Trio Maut Thailand yang Siap Jegal Langkah Timnas Indonesia U-23 ke Final [Instagram yotsakornmix_8]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/24/32655-thailand-u-23.jpg)
Meski hanya mencetak empat gol dari dua pertandingan di fase grup, distribusi gol mereka sangat merata, empat gol dari empat pemain berbeda.
Ini memperlihatkan betapa setiap lini mereka punya potensi mencetak gol dan tak bergantung pada satu nama saja.
Sebaliknya, Garuda Muda mencetak gol melalui tiga pemain berbeda dan satu gol tambahan dari bunuh diri lawan.
Artinya, efektivitas serangan Indonesia masih lebih bergantung pada momen dan individu tertentu.
Yang menarik, baik Thailand maupun Indonesia hanya mampu mencetak gol di laga pembuka grup dan sama-sama gagal menjebol gawang lawan di pertandingan selanjutnya.
Baca Juga: AFC Kasih 'Keuntungan' Buat Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026, PSSI Angkat Topi
Ini bisa menjadi indikator kekuatan bertahan masing-masing, atau justru mandeknya lini serang saat bertemu lawan yang lebih ketat.
Dari segi kebugaran, Thailand memiliki keunggulan.
Mereka baru memainkan dua pertandingan sejak 19 Juli, sedangkan Indonesia sudah melakoni tiga laga sejak 15 Juli, dengan jeda hanya tiga hari antar pertandingan.
Meskipun semifinal digelar empat hari setelah laga terakhir Indonesia, efek kelelahan bisa saja masih tersisa, apalagi mengingat intensitas pertandingan sebelumnya.
Kondisi semakin rumit bagi Garuda Muda karena beberapa pemain kunci mengalami cedera, termasuk Arkhan Fikri, Ardiansyah, dan Toni Firmansyah.

Jika belum pulih sepenuhnya, pelatih Gerald Vanenburg harus berpikir keras mencari alternatif di lini tengah dan belakang.
Dari sisi pertahanan, kedua tim sama-sama tampil solid sepanjang turnamen.
Baik Indonesia maupun Thailand belum kebobolan sejauh ini.
Namun, catatan Thailand terasa lebih mencolok karena mereka mencatatkan dua cleansheet hanya dalam dua laga.
Sebaliknya, Timnas Indonesia harus menjaga konsistensi dalam tiga pertandingan.
Menariknya, kedua tim juga hanya menerima dua tembakan tepat sasaran selama turnamen, menunjukkan kedisiplinan organisasi pertahanan yang sangat tinggi.
Namun, jumlah pertandingan yang lebih sedikit bisa memberi Thailand keuntungan dalam hal konsistensi dan kebugaran, dua faktor yang sangat krusial di fase gugur.
Dengan semua statistik dan kondisi terkini, Thailand datang dengan ancaman nyata bagi Timnas Indonesia U-23.
Bukan hanya soal taktik dan fisik, tapi juga faktor mentalitas yang akan diuji di hadapan puluhan ribu pendukung Indonesia di SUGBK.
Kini, tantangan sesungguhnya ada di tangan Garuda Muda.
Mampukah mereka menembus tembok kokoh Thailand dan meraih tiket ke final? Ataukah dominasi Gajah Perang akan kembali berlanjut di kawasan Asia Tenggara?
Kontributor : Imadudin Robani Adam