Selamat Tinggal Gerald Vanenburg! Resmi Tak Latih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025

Arief Apriadi Suara.Com
Rabu, 30 Juli 2025 | 10:31 WIB
Selamat Tinggal Gerald Vanenburg! Resmi Tak Latih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025
Selamat Tinggal Gerald Vanenburg! Resmi Tak Latih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/Lmo/nym.)

Suara.com - Sebuah pengumuman datang dari pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg. Ia secara resmi menegaskan tidak akan menukangi skuad Garuda Muda untuk ajang multievent paling bergengsi di Asia Tenggara, SEA Games 2025 pada Desember tahun ini.

Kabar ini disampaikan Gerald Vanenburg usai Timnas Indonesia U-23 menelan pil pahit di final Piala AFF U-23 2025.

Garuda Muda takluk 0-1 dari Vietnam dalam laga final dihadapan pendukung sendiri di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (29/7/2025).

“Untuk SEA Games, saya diberitahu bahwa itu bukan turnamen yang akan saya tangani langsung, tapi saya akan menangani turnamen (kualifikasi Piala Asia U-23) berikutnya,” kata Vanenburg dalam konferensi pers pasca pertandingan.

Gerald Vanenburg, pelatih Timnas Indonesia U-23. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/Lmo/nym.)
Gerald Vanenburg, pelatih Timnas Indonesia U-23. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/Lmo/nym.)

"Saya akan mencoba memenanginya. SEA Games bukan tugas saya, itu keputusan yang sudah diambil dan saya tidak masalah dengan itu."

Pernyataan ini muncul setelah Timnas Indonesia U-23 harus mengakui keunggulan Vietnam dengan skor tipis 0-1.

Gol tunggal dari pemain Vietnam, Chong Puong Nguyen, pada menit ke-36 menjadi pembeda dan memperpanjang catatan kurang baik timnas saat berlaga di SUGBK.

Meski gagal membawa pulang trofi, Vanenburg tetap menaruh kebanggaan besar pada perjuangan anak asuhnya sepanjang turnamen. Ia menolak untuk menyalahkan para pemain atas kekalahan tersebut.

“Saya rasa ini pertandingan yang sulit. Kami memiliki peluang. Kami kalah lewat situasi bola mati. Terus terang, menurut saya para pemain sudah bermain baik. Mereka sudah memberikan segalanya. Kami bisa bangga kepada tim ini,” kata Vanenburg.

Baca Juga: Gagal Tapi Gerald Vanenburg Lolos dari PHK Timnas Indonesia

Pada laga final tersebut, Vanenburg membuat kejutan dengan menerapkan skema 3-4-3 yang belum pernah dipakai sebelumnya.

Timnas Indonesia U-23. (ANTARA/Dhema Reviyanto)
Timnas Indonesia U-23. (ANTARA/Dhema Reviyanto)

Ia mengakui bahwa itu adalah bagian dari strategi, dan yang terpenting adalah para pemain bisa beradaptasi.

“Menurut saya, yang paling penting adalah ketika kami bermain, para pemain harus mengerti apa yang kami lakukan. Saya rasa kami melakukannya dengan baik. Langkah berikutnya adalah berkembang dan bermain di level yang lebih tinggi,” ucap Vanenburg.

Namun, ia tidak menampik bahwa lini depan timnya masih menjadi pekerjaan rumah terbesar.

Perjalanan Garuda Muda di Piala AFF U-23 2025 menunjukkan masalah tumpulnya serangan.

Setelah membuka turnamen dengan kemenangan telak 8-0 atas Brunei Darussalam, Indonesia hanya mampu menang tipis 1-0 atas Filipina dan ditahan imbang 0-0 oleh Malaysia di fase grup.

Di semifinal, mereka bahkan harus melewati babak adu penalti untuk menyingkirkan Thailand.

“Kalau bicara apa yang perlu kami tingkatkan, kami tidak mencetak banyak gol. Jadi kami harus memikirkan bagaimana cara mencetak lebih banyak gol. Itulah pertanyaannya, karena permainan dan rencana kami sebenarnya sudah oke,” ujar Vanenburg.

“Tapi dalam sepak bola, kamu harus mencetak gol. Dan menurut saya, kami harus meningkatkan aspek itu, bukan hanya cara bermainnya,” lanjut dia.

Atmosfer panas di laga final juga diwarnai insiden kartu merah yang diterima asistennya, Damian Daniel van Rensburg.

Vanenburg mengakui hal tersebut tidak baik, tetapi ia bisa memahami situasi emosional di pertandingan sepenting itu.

Meski mengucapkan 'selamat tinggal' untuk SEA Games, karier Vanenburg bersama PSSI belum berakhir.

Ia masih akan memimpin Timnas Indonesia U-23 untuk petualangan berikutnya di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026, yang akan berlangsung di Arab Saudi pada 3-9 September.

Pada akhirnya, ia menekankan pentingnya kebersamaan tim dalam menghadapi kemenangan maupun kekalahan.

“Kalau saya mau menyampaikan sesuatu, saya akan menyampaikannya langsung kepada pemain, bukan menyalahkan mereka di depan publik. Kami menang bersama dan kalah bersama, itulah sepak bola,” pungkas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI