Suara.com - Pernyataan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang tak malu-malu lagi menyebut fokus utama federasi adalah prestasi Timnas Indonesia alih-alih kualitas kompetisi domestik, menjadi sorotan.
Pasalnya, merujuk riset "Grassroots Football Development: Pathway to National Success" dari Ohio University, sikap PSSI berpeluang jadi "bom waktu" bagi Timnas Indonesia di masa mendatang.
Sejak menjabat Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memang tancap gas memperkuat skuad Timnas Indonesia, mayoritas dengan memaksimalkan program naturalisasi.
Hasilnya tidak bisa dipandang sebelah mata: Timnas Indonesia kini punya peluang besar tampil di Piala Dunia 2026 jika sukses melalui kualifikasi putaran keempat.
Tim nasional kelompok umur pun menunjukkan grafik peningkatan performa, diberbagai kompetisi internasional yang diikuti.
Namun di balik geliat positif Timnas Indonesia, kompetisi domestik justru dianggap tak berkembang pesat dan cenderung stagnan.
Liga Indonesia, yang sebelumnya bernama Liga 1 dan kini Super League, secara peringkat tertinggal dari negara-negara Asia Tenggara lain, baik dari sisi kualitas permainan, tata kelola, maupun infrastruktur.

Berdasarkan data resmi AFC, Super League kini menempati peringkat ke-5 di Asia Tenggara (ASEAN). Masih berada di bawah bawah Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura.
Di samping itu, Liga Putri juga belum kembali digelar dan turnamen seperti Piala Indonesia masih mati suri.
Baca Juga: BRI Liga 1: Persib Bekuk Western Sydney Wanderers FC, Ini Kata Bojan Hodak
Padahal, sebelum era Erick, PSSI sempat mengaktifkan dua kompetisi tersebut.
Ketika dikritik publik soal minimnya perhatian terhadap liga, Erick Thohir tetap bergeming. Ia menegaskan bahwa PSSI punya fokus berbeda.
"PSSI fokusnya tim nasional. Jadi kalau orang mau bicara, 'Oh PSSI tidak mau bertanggung jawab dengan liga'. Ya biarin aja. Kan mindset kita boleh berbeda," kata Erick Thohir dilansir dari kanal YouTube Liputan6.
"Karena yang saya lihat di seluruh dunia ya PSSI yang tim nasional. Mau di Jerman, mau di Inggris ya fokusnya tim nasional," jelas mantan bos Inter Milan itu.
Ia juga menyebut bahwa penyelenggaraan liga berada di tangan operator, sementara PSSI hanya mengatur agenda-agenda FIFA untuk Timnas dari kelompok umur hingga senior.
"Liga itu sudah bergerak sendiri seperti Premier League, Bundesliga. Iya kan? Dan kenapa sekarang FIFA mendorong banyak pertandingan tim nasional? Bayangin nih, U-17-nya tiap tahun, U-20 ya," ujar Erick Thohir.