Kilas Balik: Tok! Liga Indonesia Disetop Buntut Kerusuhan Massa

Galih Prasetyo Suara.Com
Sabtu, 30 Agustus 2025 | 14:15 WIB
Kilas Balik: Tok! Liga Indonesia Disetop Buntut Kerusuhan Massa
Massa berunjuk rasa di depan Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (29/8/2025). [ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa]

Praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang sudah terlalu akut membuat pemerintahan Soeharto kehilangan kepercayaan rakyat.

Kerusuhan besar di berbagai kota sepanjang Mei 1998 menjadi titik balik.

Situasi memanas hingga akhirnya Soeharto menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, B.J. Habibie.

Foto aksi aktivis era 80-90an yang dipajang di Rumah 610 di Gang Rode,Jalan Sultan Agung MG II/610, Yogyakarta. Rumah itu sejak era 1980-an, menjadi markas aktivis reformasi 1998. [Suara.com/Somad]
Foto aksi aktivis era 80-90an yang dipajang di Rumah 610 di Gang Rode,Jalan Sultan Agung MG II/610, Yogyakarta. Rumah itu sejak era 1980-an, menjadi markas aktivis reformasi 1998. [Suara.com/Somad]

Dampak ke Sepak Bola Nasional

Kondisi kacau politik ini ternyata juga menghantam sepak bola Indonesia.

Liga Indonesia musim 1997/1998 yang sudah berjalan 15 pekan di babak penyisihan grup harus terhenti total.

Awalnya, pertandingan hanya ditunda karena alasan keamanan. Namun, setelah eskalasi kerusuhan semakin parah, PSSI memutuskan kompetisi benar-benar dihentikan pada 25 Mei 1998.

Keputusan itu menjadi pukulan telak bagi klub, pemain, hingga suporter.

Banyak pesepak bola yang kehilangan mata pencaharian karena kompetisi adalah satu-satunya sumber penghasilan mereka.

Baca Juga: Laga Kontra Borneo FC Terancam Ditunda, Persib Tetap Gelar Official Training

Tak sedikit yang akhirnya mencari pekerjaan lain di luar lapangan hijau demi bertahan hidup.

Posisi Klasemen Sebelum Kompetisi Dihentikan

Hingga pekan ke-15, sejumlah tim sudah menunjukkan dominasinya.

Di wilayah Barat, PSMS Medan dan Persib Bandung tampil cukup konsisten, sementara di wilayah Timur, Persebaya Surabaya dan PSIS Semarang mulai menancapkan posisi di papan atas.

Sayangnya, catatan tersebut tak pernah berlanjut ke fase berikutnya karena liga terlanjur dibekukan.

Banyak pihak meyakini, seandainya kompetisi bisa rampung, persaingan antara klub-klub besar seperti Persebaya, PSIS, Persib, dan PSMS akan jadi salah satu yang paling seru sepanjang era Liga Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?