Pemain Keturunan Rp 2,61 Miliar Andalan STY Tidak Jago Setelah di Latih Era Patrick Kluivert

Rabu, 10 September 2025 | 13:09 WIB
Pemain Keturunan Rp 2,61 Miliar Andalan STY Tidak Jago Setelah di Latih Era Patrick Kluivert
Status pemain naturalisasi tidak menjamin performa Rafael Struick di Timnas Indonesia U-23. (Timnas Indonesia)
Baca 10 detik
  • Suara.com - Gerald Vanenburg menyoroti penurunan performa Rafael Struick yang dianggap tidak maksimal.

  • Minimnya jam terbang pemain dianggap faktor terbesar penurunan performa Timnas Indonesia U-23.

  • Status pemain naturalisasi tidak menjamin performa Rafael Struick di Timnas Indonesia U-23.

Timnas Indonesia U-23 menelan kekalahan pahit 0-1 dari Korea Selatan pada laga terakhir Grup J.

Kekalahan tersebut membuat tim Merah Putih gagal melangkah ke Piala Asia U-23 2026.

Padahal pada edisi sebelumnya, Timnas Indonesia U-23 mampu mencapai babak semifinal.

Hasil buruk ini menjadi pukulan telak bagi publik sepak bola tanah air.

Pelatih Gerald Vanenburg kemudian memberikan evaluasi keras terkait performa para pemain.

Penurunan Performa Rafael Struick

Baca Juga: PSSI Masih Bungkam soal Pelatih SEA Games 2025, Gerald Vanenburg Beri Ultimatum

Gerald Vanenburg menyoroti penurunan performa Rafael Struick yang dianggap tidak maksimal.

Penampilan Struick menurun karena jarang mendapat menit bermain di level klub.

Sebelum direkrut Dewa United, Struick jarang dimainkan oleh Brisbane Roar.

"Sama seperti pemain-pemain lokal lainnya, karena tidak fair juga kalau kita hanya membicarakan satu orang Rafael Struick ya, karena ini menyangkut semua tim," kata Vanenburg usai laga.

Menurut Vanenburg, kondisi Struick sama dengan mayoritas pemain Timnas Indonesia U-23.

Masalah Minim Jam Terbang

Minimnya jam terbang pemain dianggap faktor terbesar penurunan performa Timnas Indonesia U-23.

Gerald Vanenburg menilai tanpa pengalaman kompetitif, sulit bagi pemain untuk berkembang.

Jam terbang yang sedikit membuat fisik, kecepatan, dan mental bertanding menurun.

"Jadi sama kondisinya persis sama seperti pemain lain kalau memang Rafael Struick tidak bermain di kompetisi, jam terbangnya menurun, ya performanya akan turun," jelasnya.

Vanenburg menekankan perlunya pemain muda rutin bermain di klub.

Status Naturalisasi Bukan Jaminan

Status pemain naturalisasi tidak menjamin performa Rafael Struick di Timnas Indonesia U-23.

Menurut Vanenburg, menit bermain jauh lebih penting dibandingkan sekadar status kewarganegaraan.

"Status naturalisasi bukan penentu, jika tidak ada menit bermain di klub maka performa pasti menurun," ungkapnya.

Kondisi ini menjadi catatan penting bagi manajemen klub dan federasi.

Vanenburg menyebut perkembangan pemain hanya bisa dicapai dengan latihan konsisten dan jam terbang.

Evaluasi untuk Masa Depan

Vanenburg memberikan saran agar pemain muda Indonesia mendapat perhatian sejak dini.

"Jadi memang sarannya sekarang ini bagaimana kita sebagai suatu bangsa kita bisa mengetahui di mana pemain-pemain muda kita itu berada, di mana mereka berlatih dari sisi kecepatannya, dari sisi fisiknya, kekuatannya, kehebatannya," kata dia.

Ia menilai pembinaan pemain harus dilakukan dari level bawah secara berjenjang.

"Dan itu yang kemudian dikumpulkan kita mulai dari level yang paling bawah pelan-pelan ke atas dan mereka perlu bermain karena dengan cara hanya dengan bermain mereka bisa level up dan meningkatkan performanya," pungkasnya.

Harapan besar dititipkan pada regenerasi Timnas Indonesia U-23 untuk tampil lebih baik di masa depan.

×
Zoomed

VIDEO TERKAIT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI