-
Setelah dipecat PSSI, Patrick Kluivert justru menjadi idola baru bagi suporter Timnas Irak.
-
Fans Irak mendesak federasi mereka merekrut Kluivert menggantikan pelatih Graham Arnold.
-
Popularitas Kluivert meningkat karena gaya sepak bola modern dan menyerangnya saat melatih Indonesia.
Suara.com - Fenomena unik dan mengejutkan datang dari Irak karena di saat kariernya bersama Timnas Indonesia berakhir dengan pemecatan, nama Patrick Kluivert justru melambung dan menjadi idola baru di kalangan suporter Singa Mesopotamia.
Tak tanggung-tanggung, mereka kini ramai-ramai mendesak federasi sepak bola negaranya untuk merekrut sang pelatih menggantikan Graham Arnold.
Popularitas Kluivert di kalangan penggemar sepak bola Irak meledak sesaat setelah PSSI secara resmi mengumumkan pengakhiran kerja sama dengannya.
Menurut laporan Winwin.com, nama Kluivert langsung menjadi topik hangat dan bahkan popularitasnya disebut menyaingi pelatih mereka saat ini, Graham Arnold.
"Patrick Kluivert, ramai disebut-sebut oleh penggemar Irak di media sosial. Meski ia resmi dipecat dari jabatan pelatih tim nasional Indonesia hari ini," tulis laporan Winwin.
"Setelah pemecatannya diumumkan, nama pelatih asal Belanda itu menjadi topik hangat di kalangan penggemar Irak di media sosial."
"Mereka kompak memintanya menjadi pelatih Irak, karena popularitasnya kini menyaingi Graham Arnold," jelas laporan itu.
Lantas apa yang membuat publik Irak begitu terpesona dengan pelatih yang baru saja dianggap gagal di Timnas Indonesia.
Mantan analis teknis Timnas Irak, Ali Al-Naimi mencoba membedah fenomena ini. Menurutnya para suporter Irak sangat terkesan dengan filosofi sepak bola modern yang diusung oleh Kluivert bersama Timnas Indonesia, terutama saat laga melawan Arab Saudi dan Irak.
Baca Juga: Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
"Pelatih asal Belanda ini telah mampu dengan cepat menorehkan prestasi, meskipun baru memimpin selama delapan pertandingan. Wajar jika penggemar Irak, dan mungkin penggemar Arab lainnya, menuntut agar federasi mengontrak dirinya," kata Al-Naimi.
"Kluivert menerapkan gaya bermain sepak bola cepat dan modern, sangat mengandalkan serangan dan transisi cepat. Gaya ini terlihat jelas dalam pertandingan melawan Arab Saudi dan Irak," sambungnya.
Al-Naimi kemudian membandingkan gaya menyerang Kluivert dengan pendekatan Graham Arnold yang dinilai lebih pragmatis dan cenderung defensif, hanya mengandalkan serangan balik.
"Graham Arnold, jelas lebih condong ke permainan langsung, pendekatan bertahan dan transisi cepat," ujarnya lagi.
Perbedaan filosofi inilah yang menjadi kunci. Publik Irak, yang pada dasarnya menyukai sepak bola menyerang, melihat sosok Kluivert sebagai jawaban atas kerinduan mereka.
"Para penggemar Irak biasanya condong ke pendekatan menyerang. Tetapi yang membingungkan adalah sebagian besar pelatih cenderung bermain konservatif dan defensif. Mungkin ada tren institusional yang membentuk para pelatih tim nasionalIrak dan mendorong mereka untuk mengadopsi gaya bermain ini," pungkasnya.