"300 Rise of An Empire": Perang, Satu-satunya Cara Membalas Dendam

adminDoddy Rosadi Suara.Com
Kamis, 06 Maret 2014 | 15:49 WIB
"300 Rise of An Empire": Perang, Satu-satunya Cara Membalas Dendam
Eva Green tampil sebagai Artemisia di 300 Rise of an Empire. (Foto: Warner Bros)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika film “300” meraih sukses setelah dirilis pada Maret 2007, sutradara Zack Snyder sama sekali tidak berharap akan ada lanjutan dari film tersebut. Alasannya sederhana, hampir semua tokoh utama tewas di bagian akhir film.

Ide untuk membuat sekuel atau tepatnya prekuel muncul ketika Frank Miller memperlihatkan novel grafis terbarunya yang berjudul Xerxes. Novel itu bercerita tentang penyerangan yang dilakukan pasukan Persia ke Yunani yang hanya berjarak beberapa hari dengan serangan Persia ke Sparta, yang menjadi cerita utama 300.

Maka lahirlah 300 Rise of an Empire. Di sepanjang film, suara Lean Headey – yang kembali tampil sebagai Gorgo, istri Leonidas- akan menjadi penyampai cerita kepada penonton. Adegan dimulai ketika pasukan Persia menyerang Yunani. Dengan jumlah yang tiga kali lebih banyak, Persie yang dipimpin Raja Darius diyakini akan dengan mudah untuk menaklukkan Yunani.

Hingga muncul seorang prajurit yang mempunyai taktik brilian untuk bisa mengalahkan pasukan Persie. Prajurit yang bernama Themistokles (Sullivan Stapleton) itu memberi saran untuk menyerang ketika pasukan Persia baru berlabuh di daratan. Pertimbangannya sederhana, pasukan Persia akan kelelahan setelah menempuh perjalanan laut yang panjang sehingga akan mudah dikalahkan.

Dalam pertempuran itu, Themistokles berhasil membunuh Raja Persia, Darius dan Athens menang. Namun, dia melakukan kesalahan yang akan dibayarnya di masa depan yaitu tidak membunuh anak Darius yaitu Xerxes (Rodrigo Santoro). Selang 10 tahun kemudian, Xerxes sudah berubah menjadi Raja dengan kekuatan yang immortal. Dengan bantuan Panglima Perangnya, Artemisia (Eva Green).

Artemisia adalah seorang perempuan yang punya keahlian dalam memainkan pedang. Tidak ada satu pun laki-laki di Persia yang bisa mengalahkannya dalam memainkan pedang. Meski darah Yunani mengalir di tubuhnya, Artemisia sangat membenci tanah kelahirannya itu. Ketika kecil, dia diselamatkan oleh seorang warga Persia setelah disekap di kapal Yunani hingga hampir kehilangan nyawanya.

Artemisia adalah sosok perempuan yang berdarah dingin. Dia tidak segan membunuh anak buahnya yang gagal dalam menjalankan tugas. Dia juga pintar merayu lawannya dengan menggunakan kecantikan. Parasnya yang cantik sempat membuat Themistokles “tergoda.”

Puncak ketegangan dari film 300 Rise of an Empire terjadi saat pasukan Persia menyerang Athens. Ribuan kapal yang dipimpin Artemisia akan dihadang puluhan kapal Athens yang dipimpin Themistokles. Pada akhirnya, pemenang pertempuran berdarah itu tidak hanya ditentukan oleh siapa yang mempunyai pasukan paling banyak, tetapi “kepintaran” seorang pemimpin menerapkan taktik untu meraih kemenangan.

Apabila pada 300, Gerard Butler yang tampil sebagai Leonidas tampil sebagai “bintang”, maka pada 300 Rise of an Empire sosok yang paling memikat perhatian justru tokoh antagonis Artemisia. Eva Green berhasil dengan brilian memerankan sosok panglima perang yang ahli bertempur, pandai merayu lelaki dan tidak mengenal rasa iba.

Sosok Artemisia sebagai seorang psikopat menjadi “nyawa” dari 300 Rise of an Empire. Pertempuran antara Artemisia dengan Themistokles menjadi adegan yang paling dinantikan. 300 Rise an Empire secara gamblang mengungkapkan, perang menjadi satu-satunya cara untuk membalas dendam.

Berbeda dengan 300, Rise of an Empire tampil dalam format tiga dimensi. Jadi, anda bisa merasakan lebih dekat cipratan darah yang keluar dari perut, tebasan pedang yang memotong kepala serta lesakan panah yang lepas dari busurnya. 300 Rise of an Empire penuh dengan adegan kekerasan termasuk pembunuhan yang sadis. Jadi, jangan coba-coba untuk menyaksikan film ini apabila tidak kuat melihat cipratan darah.  300 Rise of an Empire mulai diputar di bioskop-bioskop di Indonesia mulai Jumat 7 Maret 2014.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI