Abdee 'Slank' Tolak Jadi Menteri Kabinet Jokowi-JK

Madinah Suara.Com
Sabtu, 25 Oktober 2014 | 10:25 WIB
Abdee 'Slank' Tolak Jadi Menteri Kabinet Jokowi-JK
Musisi Abdee 'Slank'. [Suara.com/Madinah]

Suara.com - Abdee Negara alias Abdee 'Slank' merupakan sosok di balik sukses gelaran Syukuran Rakyat Salam 3 Jari menyambut pelantikan Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin bangsa ke-7 pada 20 Oktober lalu di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Di masa kampanye, dia juga sukses merangkul ratusan ribu masyarakat tumpah ruah di Gelora Bung karno (GBK).

Hebatnya lagi, Abdee mampu menggandeng sejumlah musisi dan selebritis yang semula mendukung pasangan Prabowo-Hatta ikut bergabung dalam acara syukuran tersebut.

Sejak pertarungan presiden dimulai, Abdee dan personel Slank menentukan arah politik mereka dengan mendukung Jokowi-JK. Kampanye hitam dan fitnah membuatnya tergerak membela capres pilihannya.  Karena keberpihakan itu pula, usai gelaran akbar Konser Rakyat, dia sempat disebut-sebut bakal kecipratan 'jatah kekuasaan' dari sang Presiden.

Berikut wawancara eksklusif Suara.com (S) dengan Abdee 'Slank' (A) di Jalan Potlot III, Jakarta Selatan, Jumat (24/10.2014) kemarin.


S: Darimana datang ide bikin pesta rakyat?

A: Idenya dari banyak orang. Setiap saya ketemu orang, komunitas-komunitas, teman-teman, semua punya ide yang sama membuat sesuatu pada tanggal 20 (Oktober) dengan berbagai macam alasan.
Banyak kelompok-kelompok yang pengen bikin. Jadi saya pikir kenapa nggak disinergiin aja. Dari situ kita coba bentuk kepanitiaan. Untuk membuat satu rangkaian acara. Akhirnya jadilah rangkaian itu yang berjalan dari tanggal 17 sampai 20 Oktober.

S: Persiapannya sejak kapan?

A: Persiapannya itu dari awal bulan Oktober. Tapi ide-ide sudah muncul dari jauh hari sebelumnya. Dari sejak pengumuman menangnya Jokowi-JK kan sudah ada pemikiran untuk bikin inagurasi. Semua punya ide. Sebenarnya semua ide itu punya keinginan yang sama yaitu menjadikan inagurasi ini sebagai momen untuk menyerukan dan memperlihatkan bahwa rakyat telah berhasil, bahwa semua keberhasilan ini adalah keberhasilan rakyat.

S: Anda bilang ide datang dari berbagai komunitas dan kelompok. Mereka siapa saja?

A: Banyak. Komunitas dari musisi, temen-temen relawan, aktivis, komunitas lingkungan hidup, relawan-relawan Jokowi-JK, sampai komunitas-komunitas seni, komunitas-komunitas profesional juga. Mereka punya pemikiran sama bahwa tanggal 20 Oktober itu jadi momentum bangkitnya rakyat. Bahwa selama ini rakyat apatis, tidak pernah dilibatkan ikut memikirkan bangsa. Nah, pada Pilpres kemarin semua orang terlibat untuk melakukan sesuatu, baik itu yang dukung Jokowi-JK maupun Prabowo-Hatta. Kalau tanggal 5 Oktober (konser Salam Dua Jari), Kan itu momennya rakyat pendukung Jokowi JK. Nah, kalau yang pesta rakyat kemarin momennya rakyat bersatu. Makanya judulnya Syukuran Salam Tiga Jari.

S: Bagaimana kamu mengumpulkan banyak artis di acara itu? Ada kesulitan?

A: Iya memang ada tantangan, tapi sebenernya tidak sulit. Kita harus lebih jeli dan fokus untuk menggabungkan beberapa kepala dan beberapa ide dari komunitas. Memang tidak sulit karena sudah tahu tujuannya apa dan punya semangat yang sama. Biasanya menyatukan atau menyelenggarakan sebuah event butuh motivasi, tapi semua sudah termotivasi, jadi gampang.

Setiap komunitas bertanggung jawab dengan acaranya sendiri. Saya sebagai panitia hanya mencoba merangkai dari awal sampai akhir menjadi sebuah perayaan, syukuran yang bisa teratur rapi dan yang paling penting pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat itu sampai.

S: Ada campur tangan Jokowi-JK?

A: Tidak ada. Karena ini nggak ada urusan sama Jokowi-JK. Syukuran itu adalah syukuran rakyat untuk rakyat bahwa kita telah berhasil menjalankan pilpres yang hebat, tetap bersatu. Kita patut syukuri. Bahwa kita undang Jokowi- JK untuk datang melakukan syukuran bersama kita, beliau setuju-setuju saja. Misalnya kita sudah siapkan Pak Jokowi kita undang untuk datang ke Monas, acaranya kayak gini-gini, nanti pak Jokowi kita jemput di HI, oke setuju mau. Dari istana kita siapkan jalur untuk ke Monas oke, tapi ternyata dia nggak lewat situ malah jalan kaki. Artinya, dia nggak datang pun acara tetap berjalan, itu bukan acara Jokowi-JK.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI