Suara.com - Musisi yang juga anggota Komisi X DPR RI Anang Hermansyah mencatat terdapat tiga hal yang patut digarisbawahi dalam momentum peringatan hari pendidikan nasional pada 2 Mei 2016 ini.
"Pertama, akses masyarakat terhadap buku semestinya lebih merata dan tentunya murah. Jangan sampai buku hanya dinikmati oleh mereka yang di kota dan yang memiliki uang saja. Di pelosok Nusantara semestinya juga menikmati akses tersebut dengan murah," kata Anang dalam siaran pers yang dikirimkan ke redaksi suara.com, Senin (2/5/2016).
Solusinya, kata Anang, pemerintah seharusnya mulai berpikir merancang akses buku secara online kepada seluruh masyarakat Indonesia. Dengan begitu masyarakat dapat memiliki asupan pengetahuan yang merata.
"Itu juga harus gratis," tegas Anang.
Kedua, kekerasan di lingkungan sekolah masih cukup tinggi. Berdasarkan data dari International Centre for Women Research (ICWR) tahun 2015 sebanyak 84 persen siswa pernah mengalami kekerasan di sekolah.
"Angka ini tentu memprihatinkan kita semua. Aksi kekerasan karena aspek "rasa" tidak dikedepankan dalam pergaulan di sekolah. Makanya, saya senantiasa mendorong agar mata pelajaran seni dijadikan mata pelajaran utama. Salah satu tujuannya agar anak didik lebih perasa, sensitif dan peduli," tambah Anang.
Terakhir, politisi PAN ini menyebutkan keberadaan SMK Perfilman dan SMK Musik hingga saat ini masih cukup minim. Mestinya keberadaan SMK Perfilman dan SMK Musik dapat merata ke sejumlah wilayah di Indonesia.
"Ini terkait dengan komitmen pemerintah mendorong ekonomi kreatif. Komitmen itu semestinya diwujudkan dengan pendirian SMK Perfilman dan SMK Musik yang merata di wilayah Indonesia," tandas Anang.