Pelaku Penyebar Hoaks Kekerasan Seksual Oleh Ji Soo Diduga Seorang Tentara

Suara.com - Perwakilan hukum dari aktor Ji Soo, firma hukum Shin & Kim, meluruskan tuduhan kekerasan seksual oleh kliennya. Mereka menunjukkan bukti bahwa tuduhan tersebut tidak benar.

Shin & Kim mengumumkan bulan lalu bahwa mereka mengambil tindakan hukum terhadap orang-orang yang membuat tuduhan dan menyebarkan desas-desus palsu.

Dalam pernyataan baru yang dikeluarkan hari ini, Selasa (6/7/2021), pembuat postingan yang menuduh Ji Soo melakukan kekerasan seksual telah mengakui bahwa tuduhannya palsu dan ia meminta maaf.

"Sebagai perwakilan hukum Ji Soo (selanjutnya disebut sebagai "klien"), firma hukum kami ingin memberi tahu Anda tentang perkembangan kasus sebagai berikut.

Pada Maret 2021, postingan palsu mengklaim bahwa klien “melakukan kejahatan seksual” di masa lalu diunggah ke beberapa komunitas online anonim.

Dalam kasus postingan yang mengklaim bahwa klien melakukan pelecehan seksual terhadap istrinya di masa lalu, penulis postingan menghubungi mantan agensi klien (KeyEast Entertainment) untuk mengakui bahwa postingan tersebut salah dan meminta maaf," bunyi pernyataan tersebut, dilansir Soompi.

Setelah melakukan penyelidikan terkait penyebar tuduhan tersebut, firma hukum Ji Soo mengidentifikasi bahwa pembuat postingan tersebut diduga seorang tentara yang mendaftar di militer belum lama ini.

"Melalui surat tulisan tangan yang dikirim dari pusat pelatihan militer, dia menyatakan bahwa dia telah menulis postingan palsu karena kecemasannya tentang pendaftaran militernya yang akan datang dan dengan tulus meminta maaf kepada klien. Dia juga dengan sungguh-sungguh meminta keringanan hukuman karena dia saat ini bertugas di militer dan ibunya sedang berjuang melawan kanker."

Ji Soo pun menerima permintaan maaf tersebut dan memberi keringanan hukuman tanpa syarat apa pun. Meski begitu, bagi penulis tuduhan palsu lainnya merea secara tegas tidak akan memberikan keringanan dan akan terus mengambil tindakan hukum.

"Sementara itu, sebagian besar postingan yang memunculkan kecurigaan klien sebagai pelaku kekerasan di sekolah di masa lalu kebanyakan berisi informasi palsu. Klien telah menggugat penuduh awal dan penulis posting dan komentar lain tentang kekerasan sekolah karena pencemaran nama baik.