Tidak ada yang lebih ironis dari keruntuhan sebuah insitusi pendidikan seni, yang disebabkan oleh pembungkaman atas karya seni.
Pertunjukan teater berjudul Wawancara dengan Mulyono dari Teater Payung Hitam mulanya dijadwalkan digelar pada Sabtu dan Minggu (15-16/2/2025). Namun, kampus (instiusi pendidikan) mengambil langkah untuk mencabut poster hingga menggembok Studio Teater ISBI Bandung.
Rachman Sabur, selaku pemimpin Teater Payung Hitam dan sutradara Wawancara dengan Mulyono merasa prihatin atas situasi pembungkaman yang menjerat kampus institusinya. Sementara di sisi lain, sang rektor, Retno Dwimarwati justru berkutat pada persoalan izin untuk pentas.
Klaim rektor bahwa pentas teater tersebut tidak mengantongi izin, tidak mampu menyelamatkan citra ISBI Bandung sebagai kampus seni. Satu per satu kecaman diberikan.
Meski sorotan yang diberikan tidak semasif pembredelan pameran lukisan Yos Suprapto, larangan atas penampilan karya seni teater ini memperburuk relasi antara 'penguasa' dan masyarakat. Sok menyembunyikan ketakutan, hak berkesenian dilucuti perlahan demi perlahan.

Bangkit Bersama Sukatani
Tidak ada satu pun orang yang senang ketika hak-haknya dilucuti. Jika dia merasa senang, ada dua kemungkinan. Pertama, dia telah dibeli dengan kekuasan dan kedua, dia diintimidasi oleh kekuasaan.
Apa yang disampaikan oleh Sukatani di media sosial pada Kamis (20/2/2025) dengan identitas yang ditelanjangi, membawa nasib berkesenian di tanah air ke dalam pusaran yang semakin gelap.
Namun Kamis, 20 Februari 2025 bukan titik awal dari intimidasi yang diterima oleh Sukatani. Untuk Anda, Suara.com merangkum linimasa penelanjangan Sukatani oleh penguasa ibu pertiwi sebagai berikut
Baca Juga: Alasan Novi Vokalis Band Sukatani Dipecat Jadi Guru Terungkap, Disebut Melanggar Kode Etik
- 24 Juli 2023
Sukatani debut dengan album bertajuk Gelap Gempita. Pada album ini lah, lagu Bayar Bayar Bayar dirilis pada tahun yang sama.
Namun lagu ini baru benar-benar menarik perhatian pada 2025. Lirik yang mengkritisi praktik 'membayar' oknum polisi untuk beragam kepentingan ini dipandang faktual dan dekat dengan pengalaman masyarakat.
- 7 Februari 2025
Terungkap baru-baru ini, upaya menarik lagu Bayar Bayar Bayar dari segala platform sudah ada sejak awal Februari 2025.
Perwakilan label Sukatani, Bung Kalz menyinggung adanya negosiasi antara band tersebut dan Polda Jawa Tengah. Negosiasi tersebut dikabarkan berjalan dengan alot.
- 20 Februari 2025
Sukatani menyampaikan permohonan maaf secara resmi di Instagram. Vokalis, Novi Citra Indriyati dan gitaris, Muhammad Syifa Al Ufti memohon maaf kepada insitusi kepolisian atas isi lagu Bayar Bayar Bayar.
Sukatani mengumumkan penarikan lagu tersebut dari semua platform. Sukatani sekaligus meminta publik untuk menghapus jejak-jejak dari lagu yang kini terbukti mengganggu ego dari institusi kepolisian di tanah air.