Anak mampu merasakan atmosfer berbeda yang ditunjukkan oleh perseteruan kedua orang tuanya.
Termasuk ketika drama perceraian terus menerus terjadi dengan perebutan hak asuh.
Ketika orangtua tidak akur, muncul rasa ketakutan yang bisa berdampak buruk dalam perkembangan anak dalam jangka panjang.
3. Kurangnya Rasa Percaya Diri
Dampak psikogis ketiga ini seringkali diabaikan oleh orangtua yang bercerai, baik itu pihak Ayah maupun pihak Ibu.
Mereka yang terpisahkan oleh perceraian orangtua cenderung mengalami krisis identitas.
Perebutan hak asuh yang terjadi antara ibu dan ayah juga berpengaruh pada minimnya rasa percaya diri dalam anak.
Kurangnya rasa percaya diri ini tidak hanya terjadi dalam lingkup sekolah, namun sosialisasi pada umumnya
![Paula Verhoeven saat mendatangi kediaman Baim Wong di kawasan Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Jumat (21/3/2025) untuk bertemu kedua anak mereka, Kenzo dan Kiano. [Adiyoga Priyambodo/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/21/17276-paula-verhoeven.jpg)
4. Perubahan Rasa Percaya kepada Orangtua
Baca Juga: Terekam Kamera Wartawan, Sikap Tak Biasa Kiano dan Kenzo Saat Bertemu Paula Verhoeven
Perceraian, dengan alasan apa pun yang digunakan, berpotensi mengubah pandangan anak kepada orangtuanya.
Sudut pandang anak perlu dibedakan dengan sudut pandang orang tua. Apa yang disebut sebagai hal yang benar oleh orangtua tidak berlaku sama bagi anak mereka.
Ketika orangtua memutuskan bercerai dan berebut hak asuh, ada krisis kepercayaan diri anak kepada ibu maupun ayah.
Akibatnya, anak berpotensi tumbuh dan berkembang secara emosional jauh dari kedua orang tuanya.
5. Depresi
Bagian yang paling menakutkan tentu saja adalah depresi.