Suara.com - Psikolog Rose Mini Agoes Salim memberikan pandangannya soal Lisa Mariana yang melahirkan seorang anak tanpa diketahui siapa ayahnya.
Belakangan ini selebgram seksi tersebut menantang Ridwan Kamil untuk melakukan tes DNA untuk membuktikan siapa ayah biologis anaknya tersebut.
Menanggapi kasus Lisa Mariana dan mantan Gubernur Jawa Barat itu, Rose Mini memberikan pandangannya sebagai seorang psikolog.
“Yang paling tahu tuh sebetulnya ibunya, siapa bapaknya. Tes DNA itu hanya membuktikan pada dunia bahwa ini anaknya siapa, tetapi bukan berarti si orang tua ini gak tahu sebetulnya bapaknya siapa, harusnya dia tahu,” kata Rose Mini dikutip dari kanal YouTube Reyben Entertainment pada Senin (7/4/2025).
“Kecuali ya mungkin dia (berhubungan) dengan banyak orang sampai dia bingung sendiri, tapi kalau mau dibuktikan sebetulnya bisa saja dibuktikan,” lanjutnya.
Rose Mini menyoroti kondisi sang anak yang dilahirkan di tengah kondisi yang sulit.
“Tetapi intinya pada waktu anak ini lahir, anak ini kan gak berdosa, anak ini gak tahu kenapa dia harus dilahirkan dengan cara seperti ini,” kata Rose Mini.
Psikolog tersebut mendesak agar ibu dari sang anak bisa berubah dan memberikan contoh yang baik kepada anaknya tersebut.
Baca Juga: Kesiapan Ridwan Kamil Tes DNA Dinilai Praktisi Hukum Jadi Pengakuan Pernah Berhubungan Badan
“Kalau dia itu (dijaga) di tangan ibunya, maka ibunya yang harus berubah. Ibunya yang harus kemudian memberikan contoh-contoh baik,” ujarnya.
Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan, menurut Rose, adalah sikap orang tua anak tersebut, apakah ia bisa memberikan contoh yang baik kepada sang anak.
“Yang penting sekarang adalah apakah yang menjadi orang tua nanti, yang mendidik anak ini bisa berubah dirinya untuk nanti kemudian memberikan contoh yang baik,” ujarnya.
Psikolog tersebut turut prihatin dengan kondisi sang anak yang harus mengalami kejadian tak mengenakkan akibat ulah orang tuanya.
Terlebih lagi jejak digital yang susah dihilangkan, sehingga besar kemungkinan anak tersebut mengetahui latar belakang dirinya.
“Jejak digital ini gak akan bisa hilang sampai kapan pun, sampai nanti anak itu besar tiba-tiba dia mau mencari identitas dirinya bisa dia lakukan,” katanya.