Fedi Nuril Sudah Perjuangkan Royalti Film Sejak 2008

Selasa, 22 April 2025 | 20:53 WIB
Fedi Nuril Sudah Perjuangkan Royalti Film Sejak 2008
Fedi Nuril saat berkunjung ke kantor Suara.com di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2024). [Suara.com/Tiara Rosiana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Keluhan sempat datang dari satu-satunya personel Warkop DKI yang tersisa, Indro, yang mengaku belum pernah menerima royalti dari penayangan ulang film-film lama Warkop DKI.

Fedi Nuril senggol Hasan Nasbi terkait RUU TNI. [Instagram]
Fedi Nuril senggol Hasan Nasbi terkait RUU TNI. [Instagram]

Padahal, sudah sejak 2002 nama Warkop DKI terdaftar sebagai produk dengan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di dalamnya. Indro sendiri yang kala itu mendaftarkannya ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI).

Indro sampai bingung sendiri, bagaimana semestinya sistem pembayaran royalti karya film diterapkan.

Bukan ke dirinya saja, anak-anak mendiang Dono dan Kasino pun belum merasakan manfaat penayangan ulang karya-karya lama Warkop DKI.

Keluhan serupa sempat diutarakan juga oleh aktor senior Roy Marten, yang mengaku sudah sejak lama memperjuangkan royalti film.

Roy menghendaki, aktor-aktor yang terlibat dalam penggarapan film tertentu berhak mendapat royalti beberapa persen dari honor awal yang disepakati, saat karya mereka diputar ulang.

Namun, keluhan Roy soal royalti film pun tidak didengar karena saat itu cuma dirinya seorang yang menyuarakan keresahan itu.

Fedi Nuril sendiri sebelumnya juga sudah berpendapat soal pentingnya pembahasan bagi hasil royalti film lama dari setiap pemutaran ulangnya.

"Menurut saya layak. Apalagi, kalau film itu dianggap sukses dan umurnya panjang," tutur Fedi Nuril.

Baca Juga: Cerita Awal Mula Fedi Nuril Rajin Kritik Pemerintah

Dalam setiap penggarapan film, produser pasti sudah memperkirakan bakal sesukses apa karya ciptaannya.

Fedi menilai, kesepakatan tentang pembayaran royalti kalau sebuah film diputar ulang setelah turun layar perlu dipersiapkan sejak awal oleh seluruh tim produksi dan pemainnya.

"Film itu kolektif ya, dibuat bersama-sama. Kalau tim produksi film itu yakin sukses dan usahanya dirasa perlu dapat imbalan lebih, itu harus diomongin di awal dengan aktornya. Kalau baru diomongin di tengah-tengah, itu tidak adil," jelas Fedi Nuril.

Jangan sampai, kisruh performing rights yang kini membuat hubungan penyanyi dan pencipta lagu merenggang bakal terjadi juga di industri film Tanah Air.

"Kalau berharap dari produser, kalau memang dia menginisiasi itu, ya sangat dermawan. Tapi kalau hanya menunggu juga kurang tepat. Apalagi kalau sudah beberapa tahun, baru dipermasalahkan," pungkas Fedi Nuril.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI