Suara.com - Era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mendapat sorotan tajam gara-gara kebijakan efisiensi anggaran ke berbagai kementerian, yang pada akhirnya berdampak negatif ke beberapa sektor.
Namun oleh Sandiaga Uno yang merupakan mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, diungkap bahwa masalah anggaran kecil di kementerian bukan hal baru.
Hadir sebagai narasumber di konten Skakmat bsrsama Pandji Pragiwaksono, Sandiaga Uno buka-bukaan soal kecilnya anggaran Kemenparekraf RI pada eranya.
"Ya kecil sekali dong, chief. Kan kami kontribusinya ini," ungkap Sandiaga Uno, Rabu, 21 Mei 2025.
Bahkan, anggaran Kemenparekraf RI dari tahun ke tahun di era Sandiaga Uno selalu jadi sasaran pemangkasan oleh Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan (Menkeu) RI.
"Setelah dua tahun, anggaran kami kan terus dipotong," beber Sandiaga Uno.
Padahal, Sandiaga Uno mengemban tugas yang tidak mudah dari Joko Widodo selaku Presiden RI pada saat itu.
Salah satunya seperti menyiapkan rencana destinasi wisata baru untuk Indonesia, di tengah situasi pandemi Covid-19 yang saat itu belum diketahui kapan akan berakhir.
"Selama ini, di Indonesia ini kan hanya ada tiga destinasi wisata. Yang pertama Bali, yang kedua Jakarta, yang ketiga Kepri atau Batam," papar Sandiaga Uno.
Baca Juga: Menyingkap Makna di Balik Larangan Gembar-gembor Dua Periode Prabowo
"Pak Jokowi, saat itu sudah menyiapkan lima alternatif destinasi wisata super prioritas, yang dipersiapkan untuk ketika semuanya sudah dibuka kembali. Ada Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Eco Park. Itu diminta siapin," lanjutnya.

Sandiaga Uno juga diminta menyiapkan kalender event lintas bidang, termasuk salah satunya konser-konser musik Internasional, untuk menarik minat turis asing datang ke Indonesia.
"Makanya, ya termasuk event-event yang kalian punya. Itu termasuk yang kami persiapkan dulu," kata Sandiaga Uno.
Dengan tingginya tuntutan saat itu, segala bentuk pemangkasan anggaran tentu memberatkan bagi Sandiaga Uno.
Hanya saja, pemangkasan anggaran bukan jadi alasan untuk Sandiaga Uno dan jajarannya bekerja di bawah standar.
Malahan, seluruh arahan Jokowi dapat dituntaskan Sandiaga Uno dan jajarannya hingga melebihi target.
"Kinerja selalu tercapai. Sri Mulyani sampai bisik-bisik waktu itu, 'Nggak pengaruh tuh anggaran gue potong. Lo tetep bisa melebihi KPI terus'," kenang Sandiaga Uno.
Layaknya peringatan untuk para menteri yang kini menjabat di era pemerintahan Prabowo Subianto, Sandiaga Uno berbicara tentang pentingnya kemampuan membaca situasi.
"Ya kami harus inovasi kan. Begitu anggaran dipotong, ya kami harus tingkatkan inovasi dan adaptasi dengan situasi terkini, dan kolaborasi," papar Sandiaga Uno.
Pemangkasan anggaran bukan jadi soal, kalau menteri yang menjabat juga paham apa yang harus ia kerjakan.
Sandiaga Uno mencontohkan, bagaimana Kemenparekraf RI bisa menjalankan arahan Jokowi dengan mengandalkan bantuan para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif itu sendiri.

"Industri pariwisata dan ekonomi kreatif ini kan banyak playernya," kata Sandiaga Uno.
Keluhan soal anggaran minim, di mata Sandiaga Uno, cuma membuang-buang energi dan membuat kementerian terkait berpeluang besar mendapat rapor merah dari Presiden.
"Gue selalu bilang begini, 'Kalau kita terus mengeluh masalah anggaran, ya habis energi kita'," tutur Sandiaga Uno.
Ditambah lagi, hampir semua yang bekerja di kementerian tahu betul bahwa selalu ada kelebihan anggaran yang tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
"Kalau misalkan kami terima apa yang sudah dianggarkan, kami tahu bahwa 30 persen dari anggaran itu, dari tahun ke tahun, tidak efektif, nggak berkualitas. Ya tahu lah, buat bikin kegiatan yang diada-adain," pungkas Sandiaga Uno.