Suara.com - Gofar Hilman belum lama ini berkesempatan untuk berbincang langsung dengan dokter sekaligus seksolog Indonesia, Boyke Dian Nugraha.
Hadir sebagai bintang tamu dalam Podcast Warung Kopi (PWK), Boyke berbagi cerita tentang bagaimana bahayanya budaya seks bebas yang memicu HIV/AIDS.
"Semua dari hubungan seksual. Ini kalau bicara HIV ya. Kalau yang lain, kayak misal herpes, itu masih bisa dari air. Klamidia juga masih bisa dari air," ujar Boyke.
Kalau memang seseorang melakukan seks bebas, Boyke sadar sepenuhnya bahwa hal itu memang hak masing-masing.
Namun sebagai upaya pencegahan penularan HIV/AIDS, Boyke menganjurkan mereka untuk sesering mungkin melakukan cek kesehatan.
"Anda kalau memang melakukan seks bebas atau menggunakan jarum suntik berganti-ganti, lebih baik memang periksa. Cek setiap enam bulan sekali," kata Boyke.
Bukan tanpa sebab, Boyke menjelaskan bahwa mereka yang tertular HIV/AIDS tidak akan langsung menunjukkan gejala.
"HIV itu tidak mengeluarkan gejala apa-apa. Gejalanya itu baru kelihatan 5 tahun atau 10 tahun setelah orang itu mau meninggal," papar Boyke.
Sistem kekebalan tubuh dari mereka yang tertular HIV/AIDS tidak akan langsung bereaksi, seperti ketika terpapar penyakit-penyakit lain.
Baca Juga: Jalani Hubungan Serius, Cupi Cupita Bicara Rencana Menikah dengan Gofar Hilman
"Setelah kena itu, kadang nunggu dulu. Dia akan membentuk antibodi dulu. Baru setelah itu, dia akan terdeteksi di dalam darah," imbuh Boyke.

Hanya saja, Boyke tetap menganjurkan untuk masyarakat tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual, demi mencegah penyebaran HIV/AIDS.
Mengingat sampai saat ini, belum ada obat yang cukup ampuh untuk menyembuhkan pengidap HIV/AIDS.
"Sampai sekarang belum ada obatnya, belum ada vaksinnya dan obat yang tersedia di Kemenkes atau di mana pun, itu hanya bisa memperpanjang usia, bukan menyembuhkan," jelas Boyke.
Penjelasan Boyke Dian Nugraha soal bahaya seks bebas pun direspons Gofar Hilman dengan cerita bahwa dirinya sering ikut mengkampanyekan cek HIV/AIDS.
"Di media sosial itu, saya secara tidak sadar selalu mengkampanyekan soal yang namanya rutin untuk cek HIV," aku Gofar.