Pengakuan Gofar Hilman Soal Ikut Kampanye Cek HIV Malah Bikin Dokter Boyke Curiga

Senin, 02 Juni 2025 | 11:08 WIB
Pengakuan Gofar Hilman Soal Ikut Kampanye Cek HIV Malah Bikin Dokter Boyke Curiga
Gofar Hilman dicurigai dokter Boyke. [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gofar Hilman belum lama ini berkesempatan untuk berbincang langsung dengan dokter sekaligus seksolog Indonesia, Boyke Dian Nugraha.

Hadir sebagai bintang tamu dalam Podcast Warung Kopi (PWK), Boyke berbagi cerita tentang bagaimana bahayanya budaya seks bebas yang memicu HIV/AIDS.

"Semua dari hubungan seksual. Ini kalau bicara HIV ya. Kalau yang lain, kayak misal herpes, itu masih bisa dari air. Klamidia juga masih bisa dari air," ujar Boyke.

Kalau memang seseorang melakukan seks bebas, Boyke sadar sepenuhnya bahwa hal itu memang hak masing-masing.

Namun sebagai upaya pencegahan penularan HIV/AIDS, Boyke menganjurkan mereka untuk sesering mungkin melakukan cek kesehatan.

"Anda kalau memang melakukan seks bebas atau menggunakan jarum suntik berganti-ganti, lebih baik memang periksa. Cek setiap enam bulan sekali," kata Boyke.

Bukan tanpa sebab, Boyke menjelaskan bahwa mereka yang tertular HIV/AIDS tidak akan langsung menunjukkan gejala.

"HIV itu tidak mengeluarkan gejala apa-apa. Gejalanya itu baru kelihatan 5 tahun atau 10 tahun setelah orang itu mau meninggal," papar Boyke.

Sistem kekebalan tubuh dari mereka yang tertular HIV/AIDS tidak akan langsung bereaksi, seperti ketika terpapar penyakit-penyakit lain.

Baca Juga: Jalani Hubungan Serius, Cupi Cupita Bicara Rencana Menikah dengan Gofar Hilman

"Setelah kena itu, kadang nunggu dulu. Dia akan membentuk antibodi dulu. Baru setelah itu, dia akan terdeteksi di dalam darah," imbuh Boyke.

dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG, MARS. (Dok. Dini/Suara.com)
dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG, MARS. (Dok. Dini/Suara.com)

Hanya saja, Boyke tetap menganjurkan untuk masyarakat tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual, demi mencegah penyebaran HIV/AIDS.

Mengingat sampai saat ini, belum ada obat yang cukup ampuh untuk menyembuhkan pengidap HIV/AIDS.

"Sampai sekarang belum ada obatnya, belum ada vaksinnya dan obat yang tersedia di Kemenkes atau di mana pun, itu hanya bisa memperpanjang usia, bukan menyembuhkan," jelas Boyke.

Penjelasan Boyke Dian Nugraha soal bahaya seks bebas pun direspons Gofar Hilman dengan cerita bahwa dirinya sering ikut mengkampanyekan cek HIV/AIDS.

"Di media sosial itu, saya secara tidak sadar selalu mengkampanyekan soal yang namanya rutin untuk cek HIV," aku Gofar.

Namun alih-alih mendapat pujian, Gofar malah ditodong pertanyaan soal kebiasaan berganti-ganti pasangan saat melakukan hubungan seksual.

"Kalau kamu rutin cek HIV, berarti kamu bener-bener berganti-ganti pasangan dong?" tanya Boyke dalam candanya.

Mereka yang belum pernah melakukan seks bebas, kata Boyke, sebenarnya tidak perlu ikut ambil bagian dalam tes kesehatan untuk mengecek paparan HIV/AIDS dalam tubuh.

"Namanya penularan HIV itu, adalah pada orang-orang yang berganti-ganti pasangan. Kalau kamu orangnya baik, setia kepada pasangan, ya tidak perlu," lanjut Boyke, masih dalam candanya ke Gofar.

Penjelasan Boyke soal siapa yang butuh tes kesehatan untuk mengecek paparan HIV/AIDS pun sempat membuat Gofar ditertawakan, karena dianggap terang-terangan mengakui mendukung seks bebas.

Gofar Hilman (YouTube/Deddy Corbuzier)
Gofar Hilman (YouTube/Deddy Corbuzier)

Namun, Gofar punya cara untuk meredam kegaduhan, dengan dalih ikut mengkampanyekan pencegahan HIV/AIDS agar masyarakat lebih waspada.

"Lebih tepatnya, biar aware aja," kata Gofar, yang dalam candanya menampilkan ekspresi seakan berusaha menutupi sesuatu.

Melihat respons Gofar, Boyke kian usil menggodanya dengan coba memberi penjelasan lagi bahwa mereka yang bukan pelaku seks bebas tidak perlu memikirkan tes HIV/AIDS.

Belum selesai penjelasan dari Boyke disampaikan, Gofar sudah menyela lebih dulu lewat pernyataan bahwa tidak ada salahnya untuk siapa pun melakukan tes HIV/AIDS sebagai bentuk antisipasi diri.

"Setahun sekali lah ngetes, biar tahu aja gitu. Kayak medical check up aja," pungkas Gofar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI