Ernest Prakasa: Banyak yang Salah Paham Soal Agak Laen Versi Internasional

Rabu, 04 Juni 2025 | 17:16 WIB
Ernest Prakasa: Banyak yang Salah Paham Soal Agak Laen Versi Internasional
Film Indonesia Terbaru di Netflix (Netflix)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ernest Prakasa sempat mengumumkan kerja sama rumah produksi Imajinari dengan Barunson E&A, rumah produksi asal Korea Selatan yang menaungi penggarapan film pemenang Oscar, Parasite pada Mei 2025.

Dari kerja sama tersebut, Barunson E&A mendapat izin untuk membuat Agak Laen versi internasional, termasuk sekuel film yang baru akan tayang pada kuartal empat 2025.

"Sangat menyenangkan untuk berkolaborasi dengan Barunson E&A, dan melihat bagaimana kreativitas kami dapat ditayangkan kembali melalui pembuatan ulang di seluruh dunia," kata Ernest Prakasa kala itu, dikutip dari Variety.

Agak Laen dilihat Barunson E&A sebagai salah satu film yang unik dan layak dikemas ulang untuk dipasarkan di panggung internasional.

"Kami senang memperkenalkan IP unik kepada audiens global, dan membagikan kreativitas yang pantas mendapat pengakuan lebih luas," jelas CEO Barunson E&A, Choi Yoonhee.

Selain Agak Laen, film Tinggal Meninggal yang baru dirilis pada 14 Agustus 2025 juga jadi satu judul lain yang bakal dikemas ulang dalam versi internasional oleh Barunson E&A.

Konferensi pers peluncuran trailer film Agak Laen di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (12/12/2023) [Suara.com/Tiara Rosana].
Konferensi pers peluncuran trailer film Agak Laen di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (12/12/2023) [Suara.com/Tiara Rosana].

Sebulan berlalu, Ernest Prakasa buka-bukaan bahwa banyak yang salah paham dengan pengumuman kerja sama Imajinari dan Barunson E&A soal izin penggarapan Agak Laen dan Tinggal Meninggal versi internasional.

"Itu kemarin pas di-upload di sosmed memang banyak yang salah paham. Tapi gue ngerti sih, memang literasi soal kayak gini-gini, distribusi internasional gini, masih sangat awam ya," ujar Ernest di XXI Metropole, Cikini, Jakarta, Rabu, 4 Juni 2025.

Memang benar, Imajinari dan Barunson E&A menjalin kerja sama untuk hak eksklusif adaptasi film Agak Laen dan Tinggal Meninggal versi internasional.

Baca Juga: Ernest Prakasa Colek Artis Pendukung Prabowo-Gibran, Minta Bersuara Kalau Kontrak Sudah Habis

"Jadi, Barunson itu sebuah perusahaan yang berbasis di Korea, teman-teman. Dia yang memproduksi film Parasite, dan sudah beberapa kali bekerja sama dengan company di Indonesia untuk mendistribusikan. Nah, dalam kerja sama Barunson dengan Imajinari, Barunson itu memegang eksklusif rights untuk adaptasi film Tinggal Meninggal dan Agak Laen," papar Ernest.

Namun, bukan berarti film Agak Laen dan Tinggal Meninggal versi internasional sedang dipersiapkan seperti perkiraan orang-orang.

Kata Ernest Prakasa, bentuk kerja sama dengan Barunson E&A cuma sebatas izin lisensi karya adaptasi bagi mereka yang tertarik mengemas ulang Agak Laen dan Tinggal Meninggal.

"Kalau misalnya nih, misal, kalau ada, kalau-nya caps lock, bold, underline ya, kalau ada negara lain yang mau mengadaptasi Agak Laen atau Tinggal Meninggal, Barunson-lah yang meng-handle semuanya. Jadi dengan Barunson kerja sama kami, mereka yang memegang international rights untuk adaptasi," papar Ernest.

"Jadi apakah nanti akan ada yang datang dan, 'Saya mau dong adaptasi', nggak tahu. Belum tentu ada, dan bisa jadi nggak ada gitu. Tapi kalau pun sampai ada, mereka yang akan meng-handle, gitu," lanjut sang komika.

Nantinya, Imajinari juga sudah tidak dilibatkan dalam penggarapan Agak Laen dan Tinggal Meninggal versi adaptasi dari rumah produksi luar negeri, kalau memang ada yang berminat.

"Di sini itu, biasanya udah nggak ada yang terlibat dan otonominya ada di pihak yang mau mengadaptasinya," ucap Ernest.

Agak Laen memang jadi salah satu film terlaris Tanah Air, dengan capaian 9,1 juta penonton.

Diadaptasi dari podcast bernama serupa, Agak Laenmengisahkan perjuangan Bene, Boris, Jegel dan Oki, untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi di perantauan.

Dikemas dalam perpaduan drama dan komedi ringan, film berdurasi hampir dua jam itu menampilkan suka duka keempat sahabat dalam menjalankan wahana rumah hantu mereka di salah satu pasar malam.

Ada pula konflik yang tersaji dalam alur cerita film, ketika salah satu pengunjung rumah hantu mereka meninggal dunia akibat serangan jantung dan dimakamkan di sana.

Meski dihantui rasa bersalah setiap hari, nyatanya keberadaan jenazah asli di rumah hantu tersebut malah membuat nuansa horor semakin terasa dan mendongkrak penjualan tiket masuk wahana.

Ernest Prakasa Soroti IHSG Anjlok
Ernest Prakasa Soroti IHSG Anjlok

Sampai akhirnya, diketahui bahwa pengunjung yang meninggal dunia di rumah hantu mereka adalah salah satu calon anggota legislatif dan keberadaannya sedang dicari polisi.

Campur tangan polisi membuat keempat sekawan masuk dalam masalah lebih rumit, hingga berujung hukuman penjara setelah perbuatan mereka terungkap.

Sementara kisah Tinggal Meninggal berpusat pada keseharian Gema (Omara Esteghlal), sosok yang terjebak dalam pemikirannya sendiri tentang kematian.

Nantinya, Gema bakal terlibat dalam diskusi mendalam dengan sosok anak kecil, yang merupakan potret dirinya sendiri saat masih di Taman Kanak-Kanak (TK).

Interaksi dengan Gema kecil juga yang kemudian menciptakan nuansa unik dalam film, yang oleh Kristo Immanuel coba dikemas dalam bentuk komedi gelap atau dark comedy.

Dari sana, tergambar pula tentang bagaimana upaya Gema berusaha memahami kehadiran dan perhatian orang-orang di sekitar Gema.

Selama ini, Gema yang selalu berkutat dengan kesendirian memang digambarkan cukup kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI