Suara.com - Denny Sumargo ikut mengomentari aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua yang sedang menjadi kontroversi.
Denny Sumargo leat unggahan Instagramnya memberi tahu Raja Ampat sempat menjadi tempat tinggalnya dulu.
Suami Olivia Allan merasa tanah itulah yang telah membentuk dirinya sebagai sosok laki-laki seperti sekarang.
"Jiwa saya pernah tinggal di sana, makan di sana dan menangis di sana, Raja Ampat. Papua salah satu tempat saya dibentuk menjadi seperti sekarang," kata Denny Sumargo pada unggahan Instagramnya, Kamis 5 Juni 2025.
Selain itu, ayah 1 anak ini mengatakan Raja Ampat juga salah satu pulau yang pernah dijelajahnya di antara ratusan pulau di Indonesia.
"Saya sebagai orang yang pernah menjelajah Indonesia, hampir 600 pulau di seluruh Indonesia dan salah satunya Papua adalah pulau yang pernah saya jelajah," kata Denny Sumargo.
![Denny Sumargo Kecam Aktivitas Tambang Nikel di Raja Ampat. [Instagram/sumargodenny]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/05/14527-denny-sumargo.jpg)
Karena itu, Denny Sumargo lewat video yang diunggahnya berusaha menyalurkan aspirasi masyarakat Papua kepada Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.
"Saya memohon dengan sangat kepada pak Prabowo mewakilkan diri saya dan aspirasi masyarakat Papua," katanya.
Suami Olivia Allah ini meminta Prabowo Subianto meninjau kembali kebijakan pengolahan nikel di Papua. Bahkan, Denny Sumargo juga memperlihatkan video aktivitas pertambahan nikel di Raja Ampat dari tampak atas.
Baca Juga: Undangan Al Ghazali Tersebar di Media Sosial, Netizen Curiga Ahmad Dhani yang Desain
"Tolong ditinjau kembali kebijakan untuk pengolahan nikel di Papua. Tolong sekali pak," katanya.
Baginya, tanah Papua bukan tanah untuk dieksploitasi melainkan tanah kehidupan untuk semua manusia.
"Buat saya tanah Papua bukan ladang untuk eksploitasi tapi tanah kehidupan," ujarnya.
Selain mengunggah videonya sendiri dan aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Denny Sumargo juga mengunggah foto kenang-kenangannya ketika menjelajah di pulau tersebut.
Sejumlah warganet pun berterima kasih pada Denny Sumargo yang ikut menyuarakan soal kebijakan pengolahan nikel di Raja Ampat agar ditinjau kembali.
"Terima kasih bang sudah ikut bersuara #SaveRajaAmpat dari ancaman tambang nikel," kata @green***.
"Keren abang ini, terima kasih sudah menyuarakan aspirasinya," kata @hikmah***.
Menteri Pariwisata Dorong Tambang demi Pariwisata Berkelanjutan
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengingatkan bahwa setiap aktivitas industri ekstraktif harus berpijak pada prinsip pariwisata berkelanjutan.
"Setiap kegiatan pembangunan di kawasan ini harus berpijak pada prinsip kehati-hatian, menghormati ekosistem, serta keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian," ujar Widiyanti dalam keterangan resminya, Rabu (4/6), usai bertemu Gubernur Papua Barat Daya di Jakarta.
Ia menegaskan, pembangunan pariwisata yang ideal adalah yang berjalan selaras dengan ekologi dan kehidupan sosial budaya masyarakat. Bukan yang meminggirkan mereka.
Karena itu, Kementerian Pariwisata mencermati dengan serius ekspansi tambang nikel di wilayah Raja Ampat, yang letaknya dekat dengan kawasan UNESCO Global Geopark.
Menurutnya, masyarakat dan pemerhati lingkungan punya alasan kuat untuk khawatir. Status Raja Ampat sebagai destinasi prioritas, Kawasan Konservasi Perairan Nasional, serta Pusat Terumbu Karang Dunia, harus dijaga dengan sungguh-sungguh.

"Kami mendukung adanya evaluasi menyeluruh terhadap izin-izin pertambangan di wilayah sensitif, terutama yang bersinggungan dengan destinasi wisata konservasi," ucapnya.
Widiyanti juga mendorong pendekatan whole of government agar kebijakan lintas sektor—pariwisata, lingkungan, energi, dan mineral—selaras dan berpihak pada keberlanjutan.
Kementerian Pariwisata, katanya, siap menyediakan data perencanaan serta pengalaman empiris dari masyarakat lokal yang selama ini jadi penjaga kawasan.
“Kami percaya bahwa kekuatan masa depan Raja Ampat ada pada kelestarian laut, budaya, dan masyarakatnya, maka inilah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya,” ujar Widiyanti.