Ernest Prakasa Ikut Sindir Pemerintah Imbas Tambang Nikel di Raja Ampat

Jum'at, 06 Juni 2025 | 15:05 WIB
Ernest Prakasa Ikut Sindir Pemerintah Imbas Tambang Nikel di Raja Ampat
Ernest Prakasa Ikut Sindir Pemerintah Imbas Tambang Nikel di Raja Ampat. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah mulai buka suara usai praktek penambangan nikel di Raja Ampat, Papua menuai kritik keras karena merusak alam.

Salah satunya seperti Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia yang menyebut lokasi penambangan nikel bukan di titik pariwisata Raja Ampat.

"Piaynemo itu pulau pariwisatanya Raja Ampat. Saya sering ke Raja Ampat," ujar Bahlil di Jakarta baru-baru ini.

Bahkan, lokasi penambangan nikel yang kini dipermasalahkan berjarak puluhan kilometer dari titik pariwisata di Raja Ampat.

"Pulau Piaynemo dengan Pulau GAG itu kurang lebih sekitar 30 kilometer sampai dengan 40 kilometer," papar Bahlil.

Keindahan Bawah Laut Raja Ampat. (Wikipedia)
Ernest Prakasa Ikut Sindir Pemerintah Imbas Tambang Nikel di Raja Ampat. (Wikipedia)

Bahlil Lahadalia pun sependapat bahwa Raja Ampat merupakan salah satu destinasi wisata Indonesia yang harus dijaga keutuhannya.

"Wilayah Raja Ampat itu betul wilayah pariwisata, yang kita harus lindungi," tegas Bahlil.

Nyatanya, pernyataan Bahlil Lahadalia soal polemik pertambangan nikel di Raja Ampat tidak berhasil meredam amarah mereka yang terlanjur kecewa.

Salah satunya termasuk Ernest Prakasa, yang ikut menyindir pernyataan Bahlil Lahadalia tentang jaminan tambang nikel tidak akan merusak panorama Raja Ampat.

Baca Juga: Tidak Ada Unsur Pidana, Aktivis Greenpeace yang Berorasi Save Raja Ampat Telah Dibebaskan

"Iya, iya. Kalaupun ternyata mengancam pariwisata, pasti ulah asing kan? Siap," tulis Ernest di akun X pribadinya, Jumat, 6 Mei 2025.

Cerita kerusakan alam Raja Ampat pertama dibagikan oleh organisasi pemerhati lingkungan Greenpeace, lewat sebuah unggahan di akun Instagram mereka baru-baru ini.

"The Last Paradise. Satu per satu keindahan alam Indonesia dirusak dan dihancurkan, hanya demi kepentingan sesaat dan golongan oligarki serakah," keluh Greenpeace dalam keterangan unggahannya.

Sebelum masuk ke Raja Ampat, pertambangan nikel yang jadi bagian program hilirisasi disebut Greenpeace sudah meninggalkan kerusakan di berbagai tempat.

"Hilirisasi nikel, yang digadang-gadang sebagai jalan menuju energi bersih, telah meninggalkan jejak kehancuran di berbagai tempat, dari Sulawesi hingga Maluku," papar Greenpeace.

Diduga, ada andil PT Antam di balik praktek pertambangan nikel yang menimbulkan kerusakan alam di wilayah Raja Ampat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI