4 Fakta dan Sinopsis Film Bring Her Back, Kisah Horor yang Dibalut dengan Duka

Sumarni Suara.Com
Rabu, 11 Juni 2025 | 08:54 WIB
4 Fakta dan Sinopsis Film Bring Her Back, Kisah Horor yang Dibalut dengan Duka
Bring Her Back (A24)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sutradara Danny dan Michael Philippou siap menyebar ketakutan melalui film terbaru mereka, Bring Her Back, di layar lebar menyusul kesuksesan film mereka sebelumnya, Talk to Me (2023).

Jadwal tayang Bring Her Back di Indonesia sekitar sembilan hari setelah perilisan film tersebut di Australia, yakni 6 Juni 2025.

Selain di Australia dan Indonesia, film ini juga akan diluncurkan di Amerika Serikat pada 29 Mei, disusul di Inggris pada 30 Mei.

Untuk diketahui, film horor Bring Her Back bukan sekadar suguhan jumpscare dan adegan menyeramkan. Di balik sinematografi mencekam, tersimpan lapisan emosi yang dalam, personal, dan menyentuh hati.

Lantas, seperti apa fakta-fakta menarik dan sinopsis Bring Her Back? Simak ulasannya berikut ini.

1. Terinspirasi dari Duka Pribadi Sutradara

Film Bring Her Back
Film Bring Her Back

Ternyata, Bring Her Back merupakan film horor yang lahir dari luka yang nyata. Para sutradara, Danny dan Michael Philippou, mengangkat cerita ini dari pengalaman pribadi mereka, yakni kehilangan seorang anak dalam keluarga.

Beberapa adegan, termasuk yang berlatar rumah kolam renang, bahkan disutradarai sambil menangis. Bagi mereka, film ini bukan hanya karya, namun salah satu bentuk ekspresi dan pemulihan dari duka mendalam.

2. Sally Hawkins Aktor Pertama yang Dipilih

Baca Juga: 5 Serial Adaptasi Lebih Sukses dari Film Aslinya, Apa Saja Yah?

Film Bring Her Back
Film Bring Her Back

Kejelian Danny dan Michale Philippou dalam memilih aktor adalah suatu keharusan.

Dalam film Bring Her Back, Danny dan Michael Philippou langsung mengajak Sally Hawkins memerankan Laura, seorang ibu asuh alias ibu tiri.

Danny dan Michael Philippou memilih Hawkins setelah mereka berdua menonton ulang filmnya, termasuk Happy Go Lucky, The Shape of Water, Eternal Beauty, dan Paddington.

3. Pemeran Anak Tunanetra

Film Bring Her Back
Film Bring Her Back

Karakter Piper, seorang anak tunanetra, diperankan oleh Sora Wong, yang benar-benar memiliki keterbatasan dalam penglihatan.

Meski project ini merupakan debut aktingnya, namun Sora Wong di layar begitu kuat dan menyentuh. Keputusan untuk memilih Sora bukan hanya soal representasi, tapi juga tentang ketulusan dalam membawakan cerita.

4. Kejadian Mistis di Lokasi Syuting

Film Bring Her Back
Film Bring Her Back

Michael Philippou menceritakan adanya kejadian yang cukup aneh saat syuting film Bring Her Back berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan salah satu patung anjing yang digunakan untuk properti tidak ada di tempat semula. 

Beberapa kru film tidak ada yang merasa memindahkan patung anjing tersebut sehingga membuat Michael agak kebingungan pada saat itu.

Padahal, pihak rumah produksi telah menyewa sejumlah paranormal untuk mengusir hal negatif yang berada di lokasi tersebut. 

Sinopsis Bring Her Back

Film Bring Her Back
Film Bring Her Back

Kisah film Bring Her back berlatar di Adelaide, Australia. Andy (Billy Barratt), seorang remaja yang belum genap 18 tahun, mendapati ayahnya meninggal di kamar mandi.

Kini ia dan adiknya, Piper (Sora Wong) yang tunanetra harus tinggal bersama orang tua asuh sambil menunggu usia Andy cukup untuk mengasuh Piper secara hukum.

Keduanya kemudian ditempatkan di rumah Laura (Sally Hawkins), pekerja sosial yang tinggal di rumah besar nan terpencil.

Laura terlihat hangat, bahkan terlalu hangat. Akan tetapi, keramahan itu justru merujuk pada kecurigaan lainnya.

Laura ternyata memiliki lapisan kepribadian yang bertolak belakang. Sekilas ia tampak sebagai ibu asuh yang siap menyembuhkan luka anak-anak yatim piatu.

Namun, Laura menyimpan masa lalu kelam: anak kandungnya yang juga tunanetra meninggal secara misterius.

Sejak awal, film ini juga memberikan banyak petunjuk bahwa ada sesuatu yang tak beres dengan Laura, mulai dari boneka anjing di ruang tamu, pesta dansa larut malam, hingga kehadiran Oliver (Jonah Wren Phillips), anak asuh lainnya yang bisu dan misterius.

Atmosfer rumah yang awalnya hangat perlahan-lahan berubah menjadi penjara psikis, Laura mendadak berubah menjadi figur yang mengendalikan anak-anak dengan manipulasi, bahkan kekerasan.

Piper yang buta pun menjadi sasaran paling empuk bagi Laura.

Lantas, bagaimana nasib Andy dan Piper? Bisakah mereka berdua terlepas dari jeratan Laura?

Kontributor : Anistya Yustika

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI