Klarifikasi Soal Pemerkosaan Massal, Baskara Putra Soroti Tak Adanya Permintaan Maaf dari Fadli Zon

Sumarni Suara.Com
Selasa, 17 Juni 2025 | 15:08 WIB
Klarifikasi Soal Pemerkosaan Massal, Baskara Putra Soroti Tak Adanya Permintaan Maaf dari Fadli Zon
Baskara Putra Soroti Tak Adanya Permintaan Maaf dalam Klarifikasi Fadli Zon (Instagram/@wordfangs/@fadlizon)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baskara Putra ikut mengomentari klarifikasi Fadli Zon mengenai pernyataannya yang dianggap meniadakan pemerkosaan massal dalam tragedi Mei 1998.

Semua berawal dari wawancara Fadli Zon yang saat ini menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dalam program Real Talk with Uni Lubis pada 8 Juni 2025.

Fadli Zon menyebut tidak ada pemerkosaan massal dan menanyakan siapa yang menyebarkan cerita tersebut.

Ia yakin pemerkosaan massal tidak ada karena hanya sebuah cerita tanpa bukti. Apabila memang ada, ia meminta buktinya diperlihatkan.

Fadli Zon juga berpendapat bahwa sejarah harus ditulis dengan tone positif agar dapat mempersatukan bangsa.

Menbud Fadli Zon disebut tak punya empati usai sebut pemerkosaan massal Mei 1998 sebagai Rumor. (Suara.com/Novian)
Menbud Fadli Zon disebut tak punya empati usai sebut pemerkosaan massal Mei 1998 sebagai Rumor. (Suara.com/Novian)

Alhasil kecaman datang dari berbagai kalangan, mulai dari sejarawan hingga aktivis perempuan.

Menanggapi kecaman tersebut, Fadli Zon melalui akun X @fadlizon memberikan penjelasan panjang lebar.

Klarifikasi Fadli Zon fokus pada penggunaan kata 'massal' dalam peristiwa pemerkosaan massal yang menurutnya kurang valid.

"Peristiwa huru hara 13-14 Mei 1998 memang menimbulkan sejumlah silang pendapat dan beragam perspektif termasuk ada atau tidak adanya 'perkosaan massal'," tulis Fadli Zon pada Senin, 16 Juni 2025.

Baca Juga: Keluarga Korban Tragedi Semanggi Khawatir Pembelokan Sejarah, Sumarsih Ultimatum Menbud Fadli Zon

"Bahkan liputan investigatif sebuah majalah terkemuka tak dapat mengungkap fakta-fakta kuat soal 'massal' ini," sambungnya.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon didesak untuk minta maaf. (Ist)
Menteri Kebudayaan Fadli Zon didesak untuk minta maaf. (Ist)

Laporan yang menyebut angka tanpa data pendukung seperti nama, waktu, peristiwa, tempat kejadian, serta pelaku membuat Fadli Zon merasa harus hati-hati dan teliti.

Sebab kebenaran tentang pemerkosaan massal ini menyangkut nama baik bangsa.

Lebih lanjut, Fadli Zon menegaskan ikut mengutuk dan mengecam berbagai bentuk kekerasan seksual pada perempuan di masa lalu maupun kini.

"Pernyataan saya dalam sebuah wawancara publik menyoroti secara spesifik perlunya ketelitian dan kerangka kehati-hatian akademik dalam penggunaan istilah 'perkosaan massal', yang dapat memiliki implikasi serius terhadap karakter kolektif bangsa dan membutuhkan verifikasi berbasis fakta yang kuat," jelasnya.

Oleh sebab itu, Fadli Zon membantah apabila dirinya dianggap menyangkal kekerasan seksual yang terjadi Mei 1998.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI