Sudah disampaikan sejak awal juga oleh Monty Tiwa selaku sutradara, bahwa ada kemungkinan gaya komedi di film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu belum tentu bisa diterima oleh seluruh kalangan.
"Mereka ini kan emang random banget, acak aja gitu, nggak ketebak," kata Monty usai media screening film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu belum lama ini.
Namun, tujuan Monty Tiwa sejak awal memang ingin menjadikan gaya komedi absurd trio GJLS sebagai nilai jual utama film tersebut.
"Kalau dibilang ini menabrak aturan sinema mana pun, saya setuju. Tapi ya gitu, emang nggak ada aturan yang bisa mengikat GJLS ini. Tugas saya di sini, memang hanya menyediakan panggung untuk GJLS," jelas Monty.
Bahkan, Monty Tiwa sampai membuat formula baru untuk mengemas rangkaian komedi absurd Trio GJLS agar jadi satu cerita yang menghibur.
"25 tahun syuting loh, itu berantakan semua ilmunya. Nggak ada yang kepakai, beneran," kisah Monty.
![Suasana jumpa pers usai penayangan perdana film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu di XXI Senayan City, Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/03/22178-ananta-rispo-rigen-rakelna-dan-hifdzi-khoir-untuk-film-gjls-ibuku-ibu-ibu.jpg)
GJLS: Ibuku Ibu-Ibu secara garis besar berkisah tentang upaya Rigen, Hifdzi dan Rispo menggagalkan rencana sang ayah, Tyo (Bucek Depp) untuk menikah lagi setelah istrinya tiada.
Mereka khawatir, pernikahan kedua Tyo bakal mempengaruhi jatah warisan yang kelak didapat anak-anaknya.
Oleh Monty Tiwa, penyampaian alur cerita dikemas dengan gaya komedi absurd Trio GJLS yang diharapkan bisa menghibur penonton di bioskop.
Baca Juga: Bucek Depp Mendadak Jadi Penyanyi di Film Baru?! Ternyata Ini Alasannya
Selain Trio GJLS dan Bucek Depp, GJLS: Ibuku Ibu-Ibu turut dibintangi Nadya Arina hingga Luna Maya.