"Kita ikut siapa aja yang bagus. Yang penting niatnya membenahi sistem, bukan memperumit," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, kerancuan aturan dianggap memicu banyaknya konflik terbuka antara penyanyi dan pencipta lagu, bahkan tak jarang berujung ke ranah hukum.
Contohnya adalah perseteruan antara Agnez Mo dan Ari Bias, Vidi Aldiano dan Keenan Nasution, hingga laporan Yoni Dores terhadap Lesti Kejora.
Di tengah ketegangan tersebut, organisasi Vibrasi Suara Indonesia (VISI) yang mewakili para penyanyi dan pelaku pertunjukan juga ikut mendorong revisi regulasi hak cipta.
VISI menilai penyanyi selama ini belum memiliki payung hukum yang kuat terkait hak pertunjukan, termasuk perlindungan terhadap royalti atas penampilan mereka.
VISI juga menyerukan agar sistem lisensi diperjelas dan disesuaikan dengan perkembangan industri hiburan digital dan live performance saat ini.
Revisi Undang-Undang diharapkan menjadi jalan keluar dari berbagai kebuntuan dan tumpang tindih kepentingan antara penyanyi dan pencipta lagu.