Suara.com - Finalis Miss Indonesia 2025, Merince Kogoya, asal Papua Pegunungan didepak dari ajang kecantikan bergengsi itu.
Keputusan itu diduga berkaitan dengan video viral yang memperlihatkan dirinya mengibarkan bendera Israel dan menyatakan dukungan secara terbuka terhadap negara tersebut.
Kabar pemulangan Merince dari ajang kecantikan bergengsi itu pertama kali muncul lewat akun Instagram @sobat_pageant.
“Miss Papua Pegunungan yakni Merince Kogoya dikabarkan telah dipulangkan kemarin malam dan tidak lagi melanjutkan kompetisi di Miss Indonesia 2025. Hal tersebut imbas postingan sosmednya yang pro Zionis Israel dan dokumentasi pengibaran bendera Israel di Papua,” demikian keterangan pada unggahan tersebut pada Jumat, 27 Juni 2025.
Publik segera bereaksi keras terhadap tindakan tersebut dan menganggap Merince mendukung aksi genosida.

Sebagaimana diketahui bahwa hingga kini Israel masih terus menggempur Gaza dan melakukan genosida terhadap warga Palestina.
Aksi Merince pun menjadi sorotan luas dan menuai hujatan dari banyak pihak. Media sosialnya dibanjiri komentar negatif yang menyuarakan kemarahan dan kekecewaan terhadap tindakannya tersebut.
Merince pun mengungkapkan curahan hatinya melalui akun Instagram pribadinya.
Ia mengaku tidak menyimpan dendam usai menerima banyak hujatan dari para netizen. Merince juga meminta agar para netizen tidak memaksakan kehendak dan pilihannya.
Baca Juga: Antusiasme Tinggi, Audisi Miss Indonesia 2025 Resmi Dibuka
“Untuk semua ada waktunya. Saya sama sekali tidak menyimpan dendam atau amarah terhadap kalian, lebih baik hidup menurut kepercayaan masing-masing! Dan jangan memaksakan kehendak orang untuk sama,” tulis Merince dikutip pada Senin, 30 Juni 2025.

Wanita lulusan Universitas Cendrawasih itu mengungkapkan kekesalannya usai netizen dianggap menyuruhnya untuk meninggalkan kepercayaannya.
“Anda meneror saya untuk meninggalkan Yesus dan cacian yang kalian ungkapkan terhadap Tuhan saya,” lanjutnya.
Mendapatkan respons negatif usai isu genosida di Palestina, Merince kemudian membandingkan dengan keadaan di daerah asalnya yang juga mengalami ketidakadilan, namun tidak ada yang peduli.
“Bicara kemanusiaan, tapi orang Papua banyak yang ditembak mati dalam negeri sendiri, memangnya kalian peduli?” papar Merince.
Kepercayaannya terhadap Tuhan dan agama yang dianutnya membuatnya tidak akan terpengaruh dengan hujatan orang lain.