Lakban di Wajah dan Sidik Jari: Fakta-Fakta Mencengangkan Kematian Diplomat Arya Daru Pangayunan

Sumarni Suara.Com
Rabu, 09 Juli 2025 | 11:42 WIB
Lakban di Wajah dan Sidik Jari: Fakta-Fakta Mencengangkan Kematian Diplomat Arya Daru Pangayunan
Arya Daru Pangayunan (Instagram)

Suara.com - Tewasnya diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan menghebohkan publik setelah jasadnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah kamar kos kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Juli 2025.

Diketahui, jasad Arya Daru Pangayunan pertama kali ditemukan oleh penjaga kos dengan kondisi kepala terbungkus lakban berwarna kuning.

Sang penjaga kos memeriksa kamar usai istri Arya mengabari jika sang suami tak bisa dihubungi sejak subuh.

Lantas, apa saja fakta-fakta di balik kematian misterius Arya Daru Pangayunan? Simak ulasannya berikut ini.

Profil Arya Daru Pangayunan

Arya Daru Pangayunan
Arya Daru Pangayunan

Arya Daru Pangayunan berusia 39 tahun saat ditemukan meninggal dunia. Diketahui, ia berasal dari Janti, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Arya Daru Pangayunan merupakan alumnus Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada. Sepanjang kariernya, Arya pernah bertugas di sejumlah kedutaan besar Indonesia dan luar negeri, seperti di Yangon, Dili, dan Buenos Aires.

Arya Daru Pangayunan memiliki akun Instagram yang aktif mengunggah postingan dengan total memiliki 1.311 pengikut. Dalam bio, Arya menulis bahwa dirinya sangat mencintai dunia penerbangan dan aktivitas traveling.

Hal itu tampak dari banyaknya unggahan Arya yang menunjukkan minat pada hobi dan aktivitas favoritnya.

Baca Juga: Diplomat Kemenlu RI Ditemukan Tewas dengan Kepala Dilakban di Indekos Mewah Menteng

Hampir seluruh postingan di media sosialnya bertema mobil, pesawat, makanan, hingga pemandangan dari luar negeri.

Jasadnya Terlakban

TKP Kematian Arya Daru Pangayunan
TKP Kematian Arya Daru Pangayunan

Jenazah Arya pertama kali ditemukan oleh penjaga kos atas permintaan sang istri, yang kehilangan kontak dengannya selama dua hari berturut-turut. Saat pintu dibuka, Arya tampak telentang di atas tempat tidur, dengan selimut menutupi tubuhnya dan kepala terbungkus lakban.

"Korban terakhir kali terlihat dua hari lalu. Kami juga enggak dengar suara apa-apa dari kamarnya," ungkap seorang penghuni kos.

Temuan Sidik Jari

Ilustrasi Sidik Jari
Ilustrasi Sidik Jari

Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi menyatakan bahwa tidak ada barang milik korban yang hilang dari kamar kos. Selain ada lilitan lakban di kepala dan wajah, belum ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik lainnya.

"Tidak ada juga barang yang hilang," ungkap Kompol Rezha.

Adapun salah satu temuan yang mengegerkan di lokasi adalah keberadaan sidik jari korban sendiri pada lakban yang melilit wajahnya. Polisi belum bisa memastikan apakah lilitan lakban tersebut dipasang sendiri atau oleh orang lain.

Lakban tersebut kini dijadikan barang bukti dan dibawa ke laboratorium.

"Kalau dari olah TKP awal, masih kelihatan sidik jari si korban itu (di lakban)," ujar Rezha.

Belum Berhasil Terungkap

Kombes Polisi Susatyo
Kombes Polisi Susatyo

Pihak kepolisian belum mengungkap penyebab kematian Arya. Penyelidikan masih dilakukan dengan memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan bukti.

"Tim Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat bersama Ditreskrimum Polda Metro Jaya masih mendalami seluruh keterangan saksi, CCTV, dan barang bukti lainnya untuk mengungkap penyebab kematian korban. Kami akan sampaikan perkembangan lanjutan," jelas Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo.

Sempat Komunikasi dengan Teman Lama

Arya Daru Pangayunan
Arya Daru Pangayunan

Berdasarkan informasi yang beredar, Arya ternyata masih aktif menjalin komunikasi dengan teman-teman sekolah semasa duduk di bangku SMA.

Dua Minggu sebelum meninggal, Arya sempat berinteraksi melalui grup alumni dan ikut urunan saat mendengar kabar guru mereka wafat.

Menurut Ardhi, teman SMA Arya, komunikasi terakhir terjadi belum lama ini.

"Terakhir komunikasi via DM Instagram, sekitar dua minggu lalu," ungkap Ardhi.

Saat itu, Arya bahkan turut terlibat saat teman-temannya menggalang dana untuk guru mereka yang meninggal dunia.

"Kalau di WA grup terakhir itu waktu guru kami meninggal, Arya termasuk yang ikut urunan (patungan memberikan donasi)," tambah Ardhi.

Kontributor : Anistya Yustika

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI