Suara.com - Manajemen Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, akhirnya angkat bicara untuk memberikan penjelasan rinci menyusul insiden penundaan penerbangan maskapai Super Air Jet.
Pesawat tersebut menuai protes keras dari mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan ratusan penumpang lainnya setelah mengalami penundaan penerbangan.
General Manager (GM) Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, membeberkan kronologi yang menunjukkan bahwa keputusan penundaan penerbangan tersebut diambil berdasarkan prosedur keselamatan yang tidak bisa ditawar.
Menurut Syaugi, pangkal masalah dari ketidaknyamanan yang terjadi pada Jumat 11 Juli 2025 malam hingga Sabtu (12/7/2025) dini hari itu adalah efek dari keterlambatan pesawat itu sendiri.
Pesawat Super Air Jet dengan nomor penerbangan IU 744, yang seharusnya melayani rute Bali-Jakarta (sebagai penerbangan IU 745), datang terlambat dari Cengkareng.
![Sejumlah pesawat maskapai Super Air Jet di bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada 19 April 2023. [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/04/23/25853-pesawat-super-air-jet-bandara-soetta.jpg)
"Penerbangan IU 744 dijadwalkan mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai pukul 20.45 WITA, tapi realisasinya mendarat pukul 01.56 dini hari Sabtu," ujar Syaugi.
Keterlambatan fatal selama lebih dari lima jam inilah yang menjadi pemicu utama seluruh rangkaian kejadian.
Menyadari situasi tersebut, pihak maskapai Super Air Jet berupaya mencari solusi dengan mengajukan permohonan khusus agar penerbangan menuju Jakarta dapat diberangkatkan pada pukul 03.00 WITA.
Namun, permintaan tersebut ditolak tegas oleh pihak otoritas bandara. Syaugi menjelaskan bahwa penolakan itu bukan tanpa alasan kuat.
Baca Juga: Ridwan Kamil Protes ke Petugas Bandara Ngurah Rai Bali, Super Air Jet Minta Maaf
"Pihak Super Air Jet mengajukan permohonan untuk dapat memberangkatkan penerbangan IU 745 pada pukul 03.00 WITA, tapi tidak dapat dipenuhi karena sudah masuk dalam periode pelaksanaan pekerjaan perawatan runway," tegasnya.
![Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/15/98115-mantan-gubernur-jawa-barat-ridwan-kamil-ist.jpg)
Syaugi menggarisbawahi bahwa pada jam tersebut, landasan pacu bandara sedang dalam proyek pengaspalan atau overlay yang telah dijadwalkan.
Pekerjaan ini, menurutnya, bersifat krusial dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas serta kekuatan landasan pacu demi menjamin keselamatan dan keamanan seluruh aktivitas penerbangan di masa depan.
"Selama pekerjaan berlangsung, kegiatan take off dan landing dihentikan sementara. Sehingga, Super Air Jet tidak memungkinkan untuk melanjutkan penerbangannya menuju Cengkareng," jelas Syaugi.
Klarifikasi ini muncul sebagai respons atas video yang beredar luas di media sosial, yang menampilkan Ridwan Kamil memimpin protes penumpang.
Dalam video tersebut, Ridwan Kamil, yang menjadi juru bicara dadakan bagi para penumpang yang lelah dan frustrasi.
Ridwan Kamil mendesak petugas bandara untuk memberikan penjelasan yang transparan dan mempertemukannya dengan pimpinan yang bertanggung jawab.
Suasana di terminal keberangkatan saat itu memanas, dengan keluhan tak hanya soal penundaan, tetapi juga fasilitas penunjang seperti pendingin ruangan yang dirasa tidak berfungsi.
Insiden inilah yang akhirnya mendorong pihak maskapai Super Air Jet untuk turut buka suara. Direktur Utama Super Air Jet, Ari Azhari, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka atas nama perusahaan.
Ia membenarkan adanya penjadwalan ulang karena perlunya penyesuaian rotasi armada untuk memastikan operasional berjalan sesuai standar keselamatan.
![Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membantah isu perselingkuhan. [ANTARA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/27/60232-ridwan-kamil.jpg)
Pada akhirnya, setelah melalui penantian panjang, sebanyak 172 penumpang yang terdampak baru dapat diberangkatkan menuju Cengkareng pada Sabtu pagi pukul 08.29 WITA.
Pihak maskapai juga telah memberikan kompensasi penuh berupa konsumsi, akomodasi penginapan, dan transportasi bagi seluruh penumpang yang dirugikan.
Meski begitu, pernyataan penutup Ridwan Kamil di lokasi kejadian yang sempat viral,
"Kesimpulannya, pihak bandara maupun airlines tidak solutif," menjadi cerminan dari pengalaman penumpang yang merasa terabaikan di tengah kebuntuan prosedur operasional.