Suara.com - Pidato Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka lagi disorot netizen. Ini karena ia menyebut kemenyan adalah salah satu bahan baku potensial parfum mewah seperti brand Louis Vuitton (LV) dan Gucci.
Selama ini, kemenyan di benak sebagian besar masyarakat Indonesia lebih lekat dengan citra ritual adat, upacara keagamaan, bahkan suasana mistis.
Aromanya yang khas sering kali dianggap sakral dan hanya digunakan dalam konteks-konteks tertentu. Tapi pidato Gibran tersebut menggemparkan persepsi lama.
Dalam pidatonya, Gibran mendorong agenda hilirisasi kemenyan, menyebutnya sebagai bahan baku potensial untuk produk mewah kelas dunia seperti parfum Louis Vuitton dan Gucci.
Sontak, kemenyan yang tadinya berada di ranah tradisi kini menjadi perbincangan hangat di dunia ekonomi dan gaya hidup, memicu rasa penasaran publik tentang potensi tersembunyi dari getah aromatik ini.
![Wapres Gibran Rakabuming Raka membahas hilirisasi di hadapan peserta Lemhanas angkatan ke-68 di Istana Wakil Presiden, Jakarta. [Tangkapan layar YouTube Setwapres]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/15/61544-wapres-gibran-rakabuming-raka.jpg)
Pidato tersebut sukses mengubah arah diskusi. Kemenyan tidak lagi hanya soal dupa dan tradisi, tetapi soal potensi ekonomi miliaran rupiah, inovasi produk, dan rantai pasok global.
Lantas seperti apa kemenyan itu sesungguhnya? Berikut adalah 5 fakta menarik tentang kemenyan yang kini menjadi sorotan.
1. Bahan Baku Parfum Merek Ternama Dunia
Pernyataan Gibran bukanlah isapan jempol. Kemenyan, khususnya jenis Olibanum atau yang dikenal sebagai Frankincense, telah lama menjadi komponen berharga dalam industri parfum global.
Baca Juga: Terbongkar Peran Bekingan! Isu Penugasan Papua, Gibran 'Diselamatkan' Dua Menteri Senior
Merek-merek mewah seperti Gucci dan Louis Vuitton memang memanfaatkannya. Contohnya, Gucci Intense Oud Eau de Parfum menggunakan olibanum oil untuk menciptakan aroma oriental yang dalam dan eksotis.
Demikian pula dengan parfum Imagination dari Louis Vuitton, yang mengandalkan kemenyan untuk memberikan sentuhan hangat, pedas, sekaligus segar pada komposisi aromanya.
Dalam dunia wewangian, minyak kemenyan berfungsi sebagai base note atau fixative, yaitu pengikat yang membuat aroma parfum lebih tahan lama di kulit.
2. Tidak Semua Kemenyan Sama: Mengenal Olibanum (Kemenyan Arab)
Penting untuk dipahami bahwa "kemenyan" yang digunakan oleh industri parfum mewah global pada umumnya adalah jenis spesifik yang disebut Olibanum atau Kemenyan Arab.
Minyak ini diekstraksi dari getah pohon genus Boswellia yang banyak tumbuh di wilayah Timur Tengah (seperti Oman dan Yaman) serta Afrika (seperti Somalia).
Jenis ini memiliki profil aroma yang kompleks, sedikit pedas, dengan sentuhan lemon dan pinus yang membuatnya sangat dihargai.
Ini berbeda dengan kemenyan lokal Indonesia yang umumnya berasal dari pohon genus Styrax (sering disebut benzoin), yang juga memiliki nilai ekonomi tinggi namun dengan karakteristik aroma yang lebih manis dan vanilik.
3. Manfaat di Luar Aroma: Untuk Kesehatan dan Kesejahteraan
![Kemenyan merupakan salah satu yang menjadi komoditas penting bagi masyarakat khususnya di Tapanuli, Sumatera Utara (Sumut). [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/07/11/53915-kemenyan.jpg)
Jauh sebelum menjadi bahan parfum, kemenyan telah digunakan selama ribuan tahun untuk tujuan pengobatan dan relaksasi.
Minyak esensial dari kemenyan (frankincense oil) populer dalam dunia aromaterapi.
Ketika diuapkan melalui diffuser atau digunakan sebagai lilin aromaterapi, aromanya dipercaya dapat membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan, menciptakan suasana tenang, serta meningkatkan fokus.
Selain itu, penelitian ilmiah modern juga mulai mengeksplorasi sifat anti-inflamasi (anti-peradangan) dari senyawa yang terkandung dalam kemenyan, yang berpotensi untuk kesehatan kulit dan sendi.
4. Potensi Ekonomi Lewat Hilirisasi
Inilah inti dari gagasan yang disampaikan oleh Wapres Gibran. Hilirisasi adalah proses meningkatkan nilai tambah suatu komoditas dengan mengolahnya menjadi produk jadi, alih-alih menjualnya sebagai bahan mentah.
Selama ini, Indonesia yang juga merupakan salah satu produsen kemenyan dunia (jenis Styrax) lebih banyak mengekspor getah mentahnya dengan harga yang relatif rendah.
Dengan hilirisasi, getah kemenyan tidak lagi hanya dijual per kilogram, tetapi diolah di dalam negeri menjadi produk bernilai jual tinggi seperti minyak esensial murni, ekstrak untuk kosmetik, bahan baku parfum, hingga produk jadi seperti lilin aromaterapi dan sabun mewah.
Langkah ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan negara secara signifikan.
5. Dari Pasar Lokal Menuju Rantai Pasok Global
Kemenyan Indonesia, terutama yang berasal dari Sumatera Utara, sudah memiliki pasarnya sendiri, terutama untuk industri rokok kretek, obat-obatan tradisional, dan ritual.
Namun, dengan sorotan baru ini, ada peluang besar untuk masuk ke rantai pasok global yang lebih luas, termasuk industri kosmetik, farmasi, serta makanan dan minuman (sebagai perisa).
![Kemenyan merupakan salah satu yang menjadi komoditas penting bagi masyarakat. [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/07/11/53370-kemenyan.jpg)
Tantangannya adalah standardisasi kualitas, inovasi teknologi ekstraksi, dan branding yang kuat agar kemenyan Indonesia dapat bersaing dengan Olibanum dari Timur Tengah di panggung dunia, baik untuk pasar yang sudah ada maupun untuk menciptakan pasar baru.
Pada akhirnya, pidato Gibran telah berhasil membuka mata banyak pihak. Kemenyan, komoditas yang selama ini terkesan "tua" dan tradisional, kini dilihat sebagai "emas" baru yang potensial.
Kegemparan yang terjadi bukan hanya soal viral sesaat, melainkan sebuah percikan kesadaran kolektif tentang harta karun agrikultur Indonesia yang belum tergarap maksimal.
Dari aroma mistis di sudut desa, kemenyan kini berpeluang untuk menjelma menjadi wangi kemewahan di etalase butik-butik dunia, membuktikan bahwa inovasi dan visi ekonomi mampu mengubah hal yang biasa menjadi luar biasa