Suara.com - Baru-baru ini, media sosial diramaikan oleh sebuah tulisan panjang dari seorang warga Israel yang mengungkapkan rasa kecewa dan marahnya setelah menonton film Superman bersama putranya.
Ia menuding film Superman tersebut secara terang-terangan menyebarkan propaganda anti-Israel dan lebih memihak Palestina.
Curahan hati seorang ayah ini dimulai dari kisahnya dengan antusiasme membawa sang anak untuk menyaksikan aksi pahlawan super pamungkas, Superman, karakter yang menurutnya memiliki akar sejarah mendalam dengan komunitas Yahudi.
"Superman! Superhero terhebat, karakter yang diciptakan oleh dua imigran Yahudi, Jerry Siegel dan Joe Shuster, pada tahun 1930-an. Karakter ini seharusnya mewakili harapan, keadilan, dan cahaya," tulisnya dilansir dari akun X @Betar_USA.
Ia menekankan bahwa banyak elemen dari produksi film ini memiliki kaitan dengan Yahudi, mulai dari aktor pemeran Superman hingga studio yang memproduksinya.
Bahkan secara simbolis dan historis, karakter Superman sendiri dianggap berakar dari narasi Yahudi.
"Seorang pengungsi yang dikirim dari krisis dan perang untuk menyelamatkan dunia yang lebih baik, diciptakan untuk memberdayakan orang-orang Yahudi yang kembali dari Holocaust," lanjutnya.
Namun, harapannya untuk melihat superhero masa kecilnya pupus ketika menonton film tersebut di bioskop.
Ia menilai para sinea progresif di Hollywood telah menginjak-nginjak simbolis dan historis dari superhero tersebut.
Baca Juga: Superman Melesat di Box Office, David Corenswet Ngaku Fix Main Sekuel
Sebab, ia menilai film Superman ini justru menampilkan gambaran orang-orang Israel yang begitu kejam terhadap warga Palestina.
“Alih-alih menampilkan karakter yang membela yang lemah dan berjuang untuk keadilan, mereka mengubahnya menjadi karikatur politik yang menjijikkan, di mana Israel (dengan nama lain) digambarkan sebagai negara fasis, penghasut perang, dan sekutu dekat AS, yang memasok persenjataan canggih untuk melawan 'petani miskin dan sengsara (warga Palestina yang baik) dengan garpu rumput dan batu'," ungkapnya dengan gamblang.
Puncak kekecewaannya adalah ketika sang Man of Steel justru mengambil posisi yang berlawanan dengan ekspektasinya.
"Dan Superman? Dia datang untuk menyelamatkan mereka dari Israel yang haus darah. Ini secara harfiah adalah film hasutan yang melawan kami," tulisnya.
Momen paling menyentuh baginya adalah ketika ia harus berhadapan dengan pertanyaan polos dari sang anak, yang membuat pengalamannya semakin menyakitkan.
Pertanyaan itu seolah merangkum seluruh kegelisahannya tentang bagaimana generasi muda akan memandang konflik tersebut melalui film Superman.
“Ayah, kenapa Superman melawan Israel? Bukankah dia orang Yahudi?” pertanyaan yang dilontarkan oleh anaknya pada pria tersebut.
Dari sinilah tulisannya beralih menjadi kritik tajam terhadap apa yang ia sebut sebagai "kemunafikan" para pemilik studio Yahudi yang progresif di Hollywood.
Ia menuduh mereka telah terputus dari akar Yudaisme dan memilih untuk menyudutkan tanah air mereka sendiri demi agenda politik yang dianggapnya keliru.
Ia merasa bahwa narasi yang diusung film tersebut sangat berbahaya karena membingkai Israel sebagai penjahat dan Palestina sebagai korban yang tertindas.
"Mereka mengubah Israel menjadi 'orang jahat', Palestina menjadi 'orang baik', dan rudal serta terorisme menjadi 'perjuangan para pejuang kemerdekaan'," tutupnya dengan nada marah, menegaskan bahwa ia merasa sangat tersinggung, marah, dan jijik dengan penggambaran tersebut.
Karena itulah, beberapa warga Israel pun diketahui memboikot film Superman yang dianggap lebih membela Palestina.
"Saya tadinya mau nonton film Superman yang baru, tapi saya batal nonton. Kalau mau propaganda Hamas, saya tinggal nonton Al Jazeera saja," kata @raz_sauber.
"Boikot film baru Superman," kata @bookobsessed***.
"Ketika film Superman benar-benar anti-Yahudi, saat itulah kalian tahu kekacauan telah benar-benar terjadi. Bersiaplah. Abad ini akan menjadi abad yang buruk," kata @WeTheChar***.