Sujiwo Tejo Sindir Keras MUI: Baliho Caleg Itu Polusi Visual, Kenapa Tak Berkomentar?

Kamis, 24 Juli 2025 | 15:29 WIB
Sujiwo Tejo Sindir Keras MUI: Baliho Caleg Itu Polusi Visual, Kenapa Tak Berkomentar?
Sujiwo Tejo Sindir Keras MUI (Instagram/president_jancukers)

Suara.com - Budayawan Sujiwo Tejo melontarkan kritik tajam saat menanggapi polemik 'sound horeg'.

Ia membandingkan polusi suara dari karnaval tersebut dengan berbagai "polusi" lain yang menurutnya lebih mengganggu namun jarang dipersoalkan, termasuk oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Menurut Mbah Tejo, jika sound horeg dianggap mengganggu, maka semestinya hal yang sama berlaku untuk polusi visual yang merusak pemandangan kota, seperti baliho para calon legislatif saat pemilu.

"Polusi visual, pas pemilu, gambar-gambar orang nggak enak dilihat," sindirnya dalam program Catatan Demokrasi.

Ia mengaku secara pribadi merasa terganggu dengan pemandangan tersebut saat berkendara.

Sujiwo Tejo (Instragram/@president_jancukers)
Sujiwo Tejo (Instragram/@president_jancukers)

"Aku kalau nyetir, mau merem takut nabrak, tapi melek ngelihat spanduk, nggak enak gitu loh," tuturnya.

Baginya, wajah-wajah di baliho yang tidak mencerminkan kinerjanya adalah sebuah gangguan visual yang nyata bagi publik.

"Apa bedanya sama sound horeg?" tanyanya.

Ia juga menyoroti komentar-komentar pejabat yang tidak pada tempatnya, yang menurutnya lebih mengganggu telinga daripada suara musik.

Baca Juga: Pemilik Sound Horeg Klaim Tak Ada Warga yang Dirugikan: Yang Komplain Anak Jakarta Sok Pintar

"Komentar-komentar anggota DPR sama para menteri, itu mengganggu telinga juga," celetuknya.

Sujiwo Tejo saat ditemui di Jakarta, Kamis (2/12). [Suara.com/Oke Atmaja]
Sujiwo Tejo saat ditemui di Jakarta, Kamis (2/12). [Suara.com/Oke Atmaja]

Pertanyaan besarnya adalah mengapa sumber-sumber "polusi" tersebut sepi dari kritik, terutama dari lembaga seperti MUI yang kini ikut menyoroti sound horeg.

"Kenapa MUI nggak berkomentar? Pejabat dilarang ngomong ini karena itu lebih, lebih mengganggu dari sound horeg," pungkasnya, mengajak semua pihak untuk bersikap adil.

Untuk diketahui, fenomena sound horeg mulai menuai masalah setelah keluhan datang dari masyarakat.

Banyak yang merasa ketenangan mereka direnggut, karena dentuman audio sound horeg bisa mencapai lebih dari 135 desibel (setara suara mesin jet) dan dianggap sebagai teror audio.

Video-video yang menunjukkan genteng berjatuhan dan kaca jendela retak menjadi bukti nyata bahwa getaran "horeg" bukanlah isapan jempol.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI