Kata Ryan Adriandhy Sutradara Jumbo Soal Kontroversi Film Merah Putih: One For All yang Jadi Sorotan

Sumarni Suara.Com
Senin, 11 Agustus 2025 | 07:51 WIB
Kata Ryan Adriandhy Sutradara Jumbo Soal Kontroversi Film Merah Putih: One For All yang Jadi Sorotan
Sutradara film Jumbo, Ryan Adriandhy [Instagram]

Suara.com - Sutradara Jumbo, Ryan Adriandhy buka suara terkait kontroversi film animasi Merah Putih One For All.

Klarifikasi ini disampaikan Ryan melalui unggahan di media sosial pribadinya pada Minggu, 10 Agustus 2025.

"Pagi teman-teman. Mention-nya masuk semua. Saya baca, namun saya merasa tidak ada yang perlu saya komentari lagi," tulis Ryan dalam unggahan tersebut. 

Ryan juga memberikan pernyataan tegas terkait status film Merah Putih One For All yang menjadi perbincangan.

"Barangnya sudah jadi, akan tayang juga, dan nggak ada yang bisa dilakukan kecuali terus membuat yang lebih baik," tambahnya.

Untuk diketahui, pernyataan Ryan tersebut dilatarbelakangi oleh ramainya perdebatan di media sosial mengenai pengumuman film yang disebut-sebut sebagai film animasi bertema kebangsaan pertama tersebut.

Meskipun tidak memberikan tanggapan spesifik, Ryan Adriandhy mengisyaratkan bahwa proyek film tersebut sudah selesai dan akan segera ditayangkan.

Tak lupa, Ryan juga menekankan komitmennya untuk terus berkarya dan membuat film animasi Indonesia yang lebih baik di masa depan.

"Mari fokus pada hal-hal yang lebih baik. Selamat hari Minggu," tandasnya dalam unggahan tersebut.

Baca Juga: Rilis Terpaut Sehari, Pilih Nonton Merah Putih One for All atau Kimetsu No Yaiba Infinity Castle?

Sebenarnya, ini bukan pertama kali Ryan buka suara terkait film Merah Putih: One For All.

Sebelumnya, melalui akun X pribadinya, Ryan menekankan pentingnya menggarap film animasi dengan niat tulus dan keseriusan penuh.

Film Merah Putih: One For All
Film Merah Putih: One For All

Menurut Ryan, karya animasi yang dibuat asal-asalan dan tanpa tujuan jelas akan mudah tersingkir.

"Terus, terus, sampai akhirnya, yang dibuat dengan niat tidak tulus dan cara asal-asalan semakin tersingkirkan dan tidak punya alasan untuk minta didukung," tegas Ryan.

"Memang perlu yang gelap untuk tahu masa depan animasi Indonesia bisa terang," tutupnya bijak.

Untuk diketahui, film Merah Putih: One For All memang tengah menjadi sorotan tajam warganet dan menuai kontroversi besar, bahkan sebelum resmi tayang.

Film Merah Putih: One for All yang digadang-gadang akan memeriahkan peringatan HUT ke 80 RI ini justru mendapat kritik pedas dari warganet.

Kualitas film Merah Putih: One for All dinilai jauh di bawah ekspektasi, terutama jika melihat anggaran produksinya yang fantastis.

Kritik utama yang menghujam film ‘Merah Putih: One for All’ berawal dari trailer yang dirilis.

Banyak warganet yang menyamakan visual film ‘Merah Putih: One for All’ dengan grafis game PlayStation 2 atau animasi lawas di awal tahun 2000-an.

Karakter-karakter di dalam film dinilai kaku, minim ekspresi, dan pergerakannya terasa tidak alami.

Selain itu, ada pula menyamakan film ini dengan 'tugas PPKn anak SMA' karena alur ceritanya yang dinilai klise.

Ryan Sutradara film Jumbo sindir keras film animasi Merah Putih: One For All. [instagram]
Ryan Sutradara film Jumbo sindir keras film animasi Merah Putih: One For All. [instagram]

Kisah tentang anak-anak dari berbagai suku yang bersatu menyelamatkan bendera nasional dianggap kurang inovatif, terutama jika dibandingkan dengan narasi karya-karya animasi lokal lain yang lebih matang.

Selain itu, timbul kecurigaan warganet yang mengklaim jika ‘Merah Putih: One for All’ hanya menggunakan aset 3D yang dibeli dari toko online alih-alih membuat aset orisinal, sehingga mengurangi nilai artistik dan keunikan visualnya.

Kontroversi ini semakin memanas ketika film ‘Merah Putih: One for All’ dibandingkan dengan film animasi lokal lainnya, seperti Jumbo yang sukses pecahkan rekor sebagai film animasi terlaris di Indonesia.

Film tersebut dipuji karena kualitas visual dan narasi yang kuat, membuktikan bahwa Indonesia memiliki talenta dan kemampuan untuk memproduksi film animasi kelas atas.

Perbandingan ini secara tidak langsung menempatkan ‘Merah Putih: One for All’ dalam posisi yang kurang menguntungkan dan mempertegas kekecewaan publik terhadap standar kualitas yang ditampilkan.

Kontributor : Anistya Yustika

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI