Profil Christine Hakim, Lawan Main Julia Roberts Dikalungi Prabowo Bintang Mahaputera Utama

Rifan Aditya Suara.Com
Senin, 25 Agustus 2025 | 17:45 WIB
Profil Christine Hakim, Lawan Main Julia Roberts Dikalungi Prabowo Bintang Mahaputera Utama
Christine Hakim mendapat Bintang Mahaputera Utama dari Presiden Prabowo (ig/presidenrepublikindonesia)

Namanya identik dengan film-film berkualitas seperti Badai Pasti Berlalu (1976), Pengemis dan Tukang Becak (1978), dan Di Balik Kelambu (1982).

Puncaknya adalah perannya sebagai pahlawan nasional Aceh dalam film epik "Tjoet Nja' Dhien" (1988), yang mengantarkannya meraih Piala Citra keenamnya dan membawa film tersebut meraih penghargaan di Festival Film Cannes 1989.

2. Film Internasional

Kualitas aktingnya yang tak lekang oleh waktu membawanya ke level dunia.

Pada tahun 2002, ia duduk sebagai juri terhormat di Festival Film Cannes, bersanding dengan nama-nama besar seperti David Lynch dan Sharon Stone.

Ia kemudian beradu akting dengan Julia Roberts dalam film Hollywood "Eat Pray Love" (2010).

Namanya kembali menggema di seluruh dunia lewat perannya sebagai Ratna Pertiwi, seorang ilmuwan, dalam serial HBO yang fenomenal, "The Last of Us".

Setiap peran yang ia mainkan di kancah internasional adalah sebuah bentuk diplomasi budaya.

Ia memperkenalkan Indonesia tidak hanya lewat lokasi syuting, tetapi juga melalui kedalaman karakter dan profesionalisme yang diakui dunia.

Baca Juga: Daftar Lengkap Penerima Tanda Kehormatan dari Presiden Prabowo, Ada Menteri Hingga Artis Senior

Mendapat Bintang Mahaputera Utama

Penganugerahan Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi validasi atas seluruh dedikasi Christine Hakim.

Pihak Istana secara resmi menyatakan penghargaan ini diberikan karena ia "berjasa luar biasa dalam bidang seni dan budaya."

Jika menilik Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009, kriteria penerima tanda kehormatan ini sangatlah ketat, di antaranya adalah "darmabakti dan jasanya diakui secara luas di tingkat nasional dan internasional."

Karier Christine Hakim adalah cerminan sempurna dari kriteria tersebut. Ia tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi, menginspirasi, dan mengharumkan nama bangsa.

Bersama Christine Hakim, sejumlah seniman lain seperti Jaja Mihardja, Slamet Rahardjo, dan mendiang Benyamin Sueb juga menerima tanda kehormatan, menandakan perhatian besar pemerintah terhadap para insan kreatif bangsa.

Selain Film, Berdedikasi untuk Pendidikan

Kontribusi Christine Hakim tidak berhenti di depan kamera. Di balik layar, ia adalah seorang produser yang melahirkan film-film pemenang penghargaan seperti "Daun di Atas Bantal" (1998) dan "Pasir Berbisik" (2001).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?