- Ivan Gunawan mengaku tidak nyaman dipanggil "Haji" karena merasa gelar itu menciptakan jarak sosial.
- Habib Jafar menjelaskan asal-usul gelar "Haji" dari masa kolonial sebagai bentuk pengawasan terhadap tokoh perubahan.
- Gelar "Haji" seharusnya dimaknai sebagai tanggung jawab spiritual, bukan sekadar status atau kehormatan.
Suara.com - Desainer kondang sekaligus presenter Ivan Gunawan membuat pengakuan mengejutkan terkait panggilan 'Haji' yang kini melekat pada namanya.
Lelaki yang akrab disapa Igun itu secara terbuka mengaku tidak nyaman dengan panggilan tersebut.
Hal ini diungkapkannya dalam episode terbaru program YouTube 'Butik Haji Igun' yang tayang Selasa, 16 September 2025.
Dalam perbincangan santai bersama pendakwah Habib Husein Jafar Al Hadar, Ivan Gunawan awalnya membahas nama acaranya yang menggunakan gelar tersebut.
"Sebenarnya ini, aku tuh kan nggak kepengin dipanggil haji ya," ungkap Ivan Gunawan.
Artis 43 tahun ini kemudian menjelaskan bahwa gelar tersebut seolah menciptakan jarak antara dirinya dengan teman-temannya.
"Di sekitaran aku, ini juga banyak banget, lumayan banyak deh, teman-teman aku tuh sekarang jadi pada nggak ada yang ngajakin aku pergi," curhatnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Habib Jafar memberikan penjelasan dari sudut pandang sejarah yang menarik.
Menurutnya, penyematan gelar 'Haji' di Indonesia memiliki akar dari zaman kolonialisme Belanda.
Baca Juga: Beda Agama, Habib Jafar Azani Anak Kedua Onadio Leonardo yang Baru Lahir
"Ada beberapa teori sih. Ada yang bilang gelar haji itu diberikan salah satunya oleh kolonialisme Belanda untuk nandain orang yang pulang haji," jelas Habib Jafar.

Habib Jafar menambahkan bahwa tujuan Belanda saat itu adalah untuk mengawasi orang-orang yang baru pulang dari ibadah haji, karena mereka dianggap membawa semangat perubahan yang bisa mengancam kekuasaan kolonial.
"Karena orang yang pulang haji itu positif, takut dia membawa pesan perubahan, aksi perubahan, akhirnya Belanda bisa diusir dari Indonesia. Makanya ditandain," lanjutnya.
Meski begitu, Habib Jafar juga memberikan pandangan spiritual bahwa gelar tersebut kini bisa dimaknai sebagai sebuah tanggung jawab untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Sehingga wajar menurut Habib Jafar, kalau tidak semua orang yang selesai menunaikan ibadah haji berkenan dipanggil dengan gelar baru yang mereka dapat.
Mengingat tanggung jawab untuk berperilaku baik selepas menyandang status haji memang bukan hal mudah untuk diterapkan.
"Kalau itu dianggap sebagai gelar spiritual, ya itu jadi tanggung jawab. Bukan privilege, bukan sok-sokan, tapi tanggung jawab," pungkasnya.