-
Nusakambangan adalah pulau terpencil dengan pengamanan super ketat, membuat pelarian hampir mustahil.
-
Narapidana hidup dalam kesunyian ekstrem, minim fasilitas, dan jarang dijenguk keluarga.
-
Tersedia sel khusus seperti "sel tikus" untuk napi bandel, mencerminkan kerasnya kehidupan di dalam penjara.
Suara.com - Nusakambangan, nama yang kerap membuat bulu kuduk berdiri, kini akan menjadi 'rumah' baru bagi Ammar Zoni.
Pakar hukum Deolipa Yumara, yang pernah berkunjung ke pulau penjara tersebut, memberikan gambaran nyata betapa mengerikannya kehidupan di sana.
Deolipa Yumara menjelaskan, untuk mencapai Nusakambangan saja sudah merupakan sebuah perjalanan. Lokasinya berada di sebuah pulau yang terpisah dari daratan utama Jawa.
"Nah, jadi begini, adanya di Kota Cilacap seberang. Kota Cilacap, seberangnya adalah Pulau Nusakambangan," jelas Deolipa Yumara ketika diwawancarai di Depok, Jawa Barat, pada Rabu (15/10/2025).
Kondisi geografisnya yang terpencil menjadi benteng alami pertama. Hal ini membuat para narapidana hampir mustahil untuk melarikan diri.

"Karena di pulau, terpencil, jadi orang susah melarikan diri dari pulau tersebut," katanya.
Lebih dari itu, kehidupan di sana benar-benar sunyi dan terputus dari keramaian. Kesempatan untuk bertemu keluarga atau kerabat pun menjadi barang langka.
"Ya sudah, jauh dari mana-mana kan, jauh dari keramaian, jauh dari hiruk pikuk, jauh dari orang jenguk," papar Deolipa.
Di dalam kompleks penjara, tingkat keamanannya pun luar biasa ketat. Bahkan, terdapat sel-sel khusus yang disiapkan untuk narapidana yang dianggap paling sulit diatur, salah satunya adalah "sel tikus".
Baca Juga: Tak Tahu Diuntung, Ammar Zoni Malah Dagang Narkoba Khianati Janji Sahabat Usai Dibantu
"Ada sel-sel kecil-kecil juga yang untuk mereka yang bandel, ada juga sel tikus, ada sel macam-macam lah," ungkapnya.
Deolipa Yumara juga menggambarkan suasana di dalam sel. Di mana para narapidana ditempatkan dalam kondisi minim fasilitas dan nyaris tanpa aktivitas.
"Ya, kayak kita ada di satu ruangan yang gelap, nggak ada suara-suara apa, nggak ada listrik. Ya, ya kayak kamar kecil. Ya kemudian nggak bisa ngapa-ngapain," tutur mantan pengacara Bharada E alias Richard Eliezer.
Ia menyimpulkan bahwa kehidupan di sana sangat berat dan jauh berbeda dengan lapas biasa.
"Namanya tetap lapas, Lembaga Pemasyarakatan. Memang berat di sana," ucapnya.