Suara.com - Kepala Divisi Metabolik Endokrin Departemen IPD FKUI dan RSCM Dr. Yunir mengatakan, jurnalis berisiko mengalami diabetes jika mengalami tekanan kerja atau stres yang berlebihan.
Yunir mengatakan stres berlebihan muncul dari tuntutan deadline kantor bagi para jurnalis. Kata dia, hal ini memicu naiknya kadar gula darah.
"Ketika stres, akan merangsang hormon kita naik, lalu memicu kadar gula untuk naik, biasanya tuntutan deadline akan membuat jurnalis berisiko stres tinggi," katanya.
Menurut dia, ketika jurnalis stres akan dilanjutkan dengan datangnya emosi yang tinggi, maka harus segera mencari cara meredam emosi tersebut.
"Cara meredam emosi tersebut biasa berbeda bagi tiap orangnya, yang penting harus dihindari jika stres lalu cepat emosi," ujarnya.
Selain itu, dia menuturkan biasanya seseorang memiliki potensi menderita diabetes jika keluarganya juga memiliki riwayat diabetes. Di mana ketika memasuki umur 40 tahun menjadi awal usia ketika diabetes ini mulai muncul.
"Rujak dan asinan merupakan dua dari sekian banyak makanan sehat yang jarang dikonsumsi, dan ini lebih dianjurkan daripada mengkonsumsi mi ayam serta cemilan lain," katanya lagi.
Ia juga menjelaskan bahwa menurut sebuah penelitian pada 2008, di Indonesia tercatat dari 1.390 pasien yang menderita diabetes, 74 persen diantaranya tidak melakukan pengobatan. Ini membuktikan bahwa masyarakat masih mengesampingkan dampak kesehatan dari penyakit diabetes.
"Oleh karena itu, selain memeriksakan kadar gula darah secara teratur, seorang pengidap diabetes juga perlu memeriksakan kadar lemaknya," tambahnya. (Antara)
Jurnalis Rentan Terkena Diabetes
Doddy Rosadi Suara.Com
Selasa, 28 Oktober 2014 | 14:24 WIB

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Cukai Minuman Manis Dinilai Efektif Tekan Risiko Obesitas dan Diabetes, Kapan Diterapkan?
15 Mei 2025 | 17:53 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI