Donor ASI Jadi Fenomena Ibu Milenial, Pakar : Itu Ilegal dan Beresiko

Senin, 12 Agustus 2019 | 14:03 WIB
Donor ASI Jadi Fenomena Ibu Milenial, Pakar : Itu Ilegal dan Beresiko
Donor ASI Jadi Fenomena Ibu Milenial, Pakar : Itu Ilegal dan Beresiko [shutterstock]

Suara.com - Donor ASI Jadi Fenomena Ibu Milenial, Peneliti : Itu ilegal dan Beresiko

Setiap ibu tahu, betapa pentingnya Air Susu Ibu (ASI) terhadap pertumbuhan dan perkembangan buah hati mereka. Tak heran, donor ASI menjadi salah satu yang diburu, yang dipercaya dapat memberikan solusi bagi mereka yang tak bisa menyusui anak-anak mereka dengan berbagai alasan.

Fenomena ini juga terjadi di Amerika Serikat (AS). Para ibu akan mencari donor ASI bagi bayi mereka dengan cara apapun yang bisa mereka tempuh. 

Ibu bernama Meaghan Rice misalnya, dia rela menempuh perjalanan delapan jam setiap hari untuk menjemput donor ASI bagi anaknya.

Atau, Allison Mulvaney yang tak segan bertanya pada orang asing yang ia temui di tempat umum, apakah mereka bisa mendonorkan ASI untuk anaknya?

Serta Alyssa Llenas yang berburu di komunitas Facebook, dan selalu menjawab di kolom komentar jika ada ibu lain memposting mereka memiliki ASI lebih untuk mereka donorkan.

Melansir Bosto Globe, beberapa ibu yang menggunakan donor ASI berbicara tentang kecemasan yang mereka alami lantaran minder mereka tak mampu menghasilkan ASI yang cukup bagi bayi mereka.  

“Saya menangis pada dokter, saya menangis di rumah. Saya berduka karena kehilangan apa yang saya harapkan," kata salah satu ibu  yang tidak dapat menyusui anak sulungnya, hingga dia menemukan lima ibu online berbeda yang bersedia menyumbang ASI mereka.

Banyak ibu sebenarnya tahu bahwa penyakit seperti HIV dapat ditularkan melalui ASI, tetapi menurutnya, para ibu tersebut juga memberi ASI yang sama kepada anak mereka sendiri. Jadi, apa yang harus ditakutkan?

Baca Juga: Penelitian Sebut Ibu dengan HIV/AIDS Bisa Menyusui, Asalkan ...

Alyssa Llenas (yang berburu di komunitas Facebook), mengatakan donor ASI yang dipasteurisasi dari bank ASI terlalu mahal harganya. Susu formula juga mahal, Jadi  dia beralih ke jaringan donor di komunitas ASI online.

Llenas kini menerima sekitar 10.000 ons susu dari 30 ibu yang berbeda selama setahun, dan kemudian sesekali melengkapi makanan anaknya dengan susu formula. Dia sering mengajukan pertanyaan pribadi pada para ibu yang akan akan mendonorkan ASI untuknya.

"Mereka, para ibu donor ASI itu berbagi hasil tes darah kok, mereka adalah pahlawan super baik hati," katanya.

Pakar ingatkan bahaya yang mengintai

Ilustrasi ASI perah. (Shutterstock)
Ilustrasi ASI perah. (Shutterstock)

Seorang peneliti di Nationwide Children's Hospital di Ohio yang telah mempelajari fenomena transaksi donor ASI ini, ia mengatakan timnya telah menghitung puluhan ribu postingan per tahun yang menawarkan jual beli atau membagikan ASI di situs-situs ini di AS. 

Namun, kata dia, komunitas dan transaksi ini adalah ilegal yang tidak diatur oleh hukum federal dan sebagian besar negara bagian.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI