Polusi Udara Bikin Anda Tidak Bahagia, Kok Bisa?

Jum'at, 29 November 2019 | 07:49 WIB
Polusi Udara Bikin Anda Tidak Bahagia, Kok Bisa?
Ilustrasi polusi bikin Anda tidak bahagia. (Shutterstock)

Suara.com - Polusi Udara Bikin Anda Tidak Bahagia, Kok Bisa?

Masalah polusi udara kerap menjadi bian atas penyakit pernapasan yang dialami masyarakat khususnya di Jakarta. Dampak dari polusi udara bisa dirasakan di berbagai wilayah akibat kebakaran hutan, limbah industri, atau asap kendaraan.

Tak hanya kesehatan fisik, polusi udara juga memengaruhi kehidupan sosial dan perilaku seseorang, khususnya kebahagiaan.

Hubungan polusi udara dengan kebahagiaan? Penelitian yang baru-baru ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Human Behaviour memperlihatkan penurunan tingkat kebahagiaan yang disebabkan oleh polusi udara.

Tingginya pertumbuhan ekonomi di Tiongkok yang tidak selaras dengan tingkat kesejahteraan masyarakatnya menjadi dasar mengapa penelitian tersebut dilakukan.

Studi sebelumnya menunjukkan dampak dari polusi udara merusak kesehatan, kemampuan kognitif, dan mengganggu produktivitas.

Penelitian yang dilakukan BMC Public Health juga memperlihatkan efek dari kandungan partikel dan nitrogen dioksida yang terdapat pada polusi udara terhadap perilaku. Zat tersebut menyebabkan peningkatan tekanan akibat oksidasi dan peradangan di otak yang memengaruhi munculnya perilaku negatif.

Semakin tinggi kosentrasi zat di wilayah tersebut, maka semakin tidak bahagia masyarakatnya.

Siqi Zeng, dosen di Department of Urban Studies and Planning, Massachusetts Institute of Technology, yang menulis penelitian tersebut menggunakan data media sosial untuk mengetahui dampak dari polusi udara terhadap kebahagiaan masyarakat di 144 kota di Tiongkok.

Baca Juga: Cerita Dari Dusun Winong yang Terancam Hilang Terdampak Polusi PLTU

Semakin meluasnya permasalahan polusi udara di Tiongkok membuat masyarakat aktif menyuarakan kepeduliannya terhadap kesehatan dan kualitas udara di media sosial.

Untuk mengukur tingkat kebahagiaan di setiap kota, Zheng dan rekannya menganalisis dan menelaah 120 juta postingan di platform Sina Weibo yang diunggah dari Maret-November 2014.

Dari data tersebut dapat diketahui dari mana postingan berasal serta emosi yang dirasakan, apakah sedih atau bahagia. Selanjutnya, hal itu akan dicocokkan dengan indeks kualitas udara harian di wilayah setempat.

Dari analisis yang dilakukan, peneliti menemukan korelasi yang jelas antara dampak dari polusi udara dengan tingkat kebahagiaan masyarakat.

Dampak emosional polusi udara

Hasil penelitian menunjukkan pada hari-hari dengan tingkat polusi yang relatif lebih tinggi, tingkat kebahagiaan menjadi lebih rendah. Sumber polusi udara yang memengaruhi kebahagiaan di wilayah penelitian adalah penggunaan kendaraan bermotor, aktivitas industri, dan pembakaran batu bara.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI