Suara.com - Kabar duka terus-menerus datang dari dokter dan tenaga medis yang menangani pasien virus corona atau Covid-19. Mereka dinyatakan gugur setelah terinfeksi saat harus menangani pasien Covid-19.
Hingga Sabtu, (24/4/2020) sebanyak 25 dokter dikabarkan meninggal dunia karena merawat pasien Covid-19. Daftar itu beredar di kalangan dokter dan tenaga kesehatan.
Suara.com mencoba mengkonfirmasi nama-nama tersebut. Humas Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Indra Bustomi menyatakan bahwa mereka memang merupakan dokter yang menangani pasien Corona Covid-19.
"Iya itu dari informasi RS persahabatan, bener," kata Indra saat dihubungi Suara.com, Sabtu, (4/4/2020)
Dari daftar tersebut, 3 orang dokter di antaranya baru saja menghembuskan nafas terakhirnya.
Mereka antara lain DR.Dr. Lukman Bubakar SpOT (RsP), dr. Bernadette Albertine Francisca T, Sp.THT-KL, dan Dr Ketty, IDI Tangerang Selatan yang disebut-sebut ikut merawat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (BKS) di RSPAD Gatot Soebroto.
![[Twitter/IDI]](https://media.suara.com/pictures/original/2020/04/04/49960-dokter-idi-meninggal-dunia-karena-corona-2.jpg)
Ketiga nama dokter ini juga sudah terunggah di media sosial instagram PB IDI, lengkap dengan foto dan ucapan belasungkawa. Kabar baru 3 dokter wafat ini juga dibenarkan Indra.
Namun dari daftar nama dokter yang beredar ada beberapa di antaranya yang ternyata meninggal bukan karena Corona Covid-19. Beberapa nama dokter tersebut adalah dr. Toni Daniel Silitonga petugas medis di Dinas Kesehatan Bandung Barat.
Pihak keluarga membantah kabar tersebut. Menurut pesan yang disampaikan pihak keluarga, dr. Toni meninggal karena serangan jantung.
Baca Juga: Dari China, Begini Awal Penyebaran Virus Corona ke Seluruh Dunia
"Saya anak pertama dari dr. Toni Silitonga. Ayah saya meninggal karena serangan jantung akibat kelelahan melakukan pemantauan dan edukasi dalam tugasnya sebagai Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M). Ayah saya memang memiliki riwayat penyakit jantung," tulis pesan yang diterima Suara.com.
Anak dari Dr. Maas Musa Sp.A, Nanda Vima Tasha, juga telah mengonfirmasi kepada Suara.com bahwa mendiang ayahnya bukan meninggal dunia, karena Covid-19.
"Tanggal 1 April 2020 pukul 9.30: dr. Maas meninggal karena serangan jantung. Dokter Maas sudah di rumah dan tidak bisa keluar sejak tahun 2018. Jadi tidak ada status ODP (Orang Dalam Pemantauan Covid-19) ataupun PDP (Pasien Dalam Pengawasan Covid-19)," tulis perwakilan keluarga mendiang dr. Maas kepada Suara.com, Minggu (5/4/2020).
Itu pula yang dikemukakan oleh dr. Diah Kartika, anak dari dr Adi Santoso. Ia menjelaskan bahwa ayahnya meninggal, karena stroke.
"Penyebab ayah saya meninggal dikarenakan serangan stroke yang kedua kalinya. Subarachnoid Hemorragik (SAH) yang pertama terjadi pada bulan Januari 2020. Setelah itu sudah tidak praktek lagi," ungkap dr. Diah melalui surel yang diterima Suara.com, Senin (6/4/2020).
Sanggahan serupa disampaikan juga oleh Dekan FKM Undip Dr. Budiyono, S.KM. Ia mengungkapkan bahwa Dr. Anneke Suparwati, MPH , meninggal karena diabetes mellitus (DM) yang sudah lama diidapnya.