"Dalam kasus siksaan atau pengabaian, biasanya dilakukan orang dewasa yang tinggal serumah. Bisa orangtua atau saudara, yang pasti usianya lima tahun atau lebih di atas anak," ujar Handayani.
Tindakan trauma itu kemudian berdampak buruk pada kesehatan fisik seseorang saat dewasa.
Seperti dilansir dari, The National Child Traumatic Stress Network, anak-anak yang mengalami trauma yang kompleks lebih mungkin terlibat dalam perilaku berisiko tinggi, seperti melukai diri sendiri, praktik seksual yang tidak aman, dan pengambilan risiko berlebihan seperti mengoperasikan kendaraan dengan kecepatan tinggi.
Mereka juga dapat terlibat dalam kegiatan ilegal, seperti alkohol dan penggunaan narkoba, menyerang orang lain, mencuri, melarikan diri, dan / atau pelacuran, sehingga memungkinkan mereka memasuki sistem peradilan anak.
Hal ini yang kemudian menurut Handayani bisa berujung pada risiko obesitas tinggi, diabetes, depresi, percobaan bunuh diri, infeksi menular seksual dan HIV, jantung, kanker, stroke, juga patah tulang.