Selain Corona, 5 Virus Paling Mematikan Sepanjang Sejarah

Rabu, 22 April 2020 | 08:51 WIB
Selain Corona, 5 Virus Paling Mematikan Sepanjang Sejarah
Seorang pria di Kongo diberi vaksin anti Ebola oleh salah satu petugas medis. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Rabies

Meskipun vaksin rabies untuk hewan peliharaan yang diperkenalkan pada 1920-an telah membantu membuat penyakit ini sangat jarang di negara maju. Sayangnya rabies tetap menjadi masalah serius di India dan beberapa bagian Afrika.

"Itu menghancurkan otak, itu penyakit yang sangat sangat buruk," kata Muhlberger.

"Kami memiliki vaksin untuk melawan rabies dan kami memiliki antibodi yang berfungsi melawan rabies, jadi jika seseorang digigit oleh hewan rabies, kami dapat merawat orang ini," katanya.

"Namun, jika Anda tidak mendapatkan perawatan ada kemungkinan 100 persen Anda akan mati," tambahnya.

HIV

Di dunia modern, virus yang paling mematikan dari semuanya mungkin adalah HIV.

"Ini masih merupakan pembunuh terbesar," kata Dr. Amesh Adalja, seorang dokter penyakit menular dan juru bicara untuk Infectious Disease Society of America pada Live Science.

Diperkirakan 32 juta orang telah meninggal karena HIV sejak penyakit ini pertama kali dikonfirmasi pada awal 1980-an.

Baca Juga: Harga Gas Turun, PGN Bakal Merugi

"Penyakit menular yang memakan korban terbesar umat manusia saat ini adalah HIV," kata Adalja.

Obat antivirus yang kuat telah memungkinkan orang hidup selama bertahun-tahun dengan HIV. Tetapi penyakit ini terus menghancurkan banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah di mana 95 persen infeksi HIV baru terjadi.

Menurut WHO, hampir 1 dari setiap 25 orang dewasa di Afrika positif HIV.

Ilustrasi virus HIV. (Shutterstock)
Ilustrasi virus HIV. (Shutterstock)

Cacar

Pada tahun 1980, Majelis Kesehatan Dunia menyatakan dunia bebas dari cacar. Tetapi sebelum itu, manusia berjuang melawan cacar selama ratusan tahun dan penyakit ini membunuh sekitar 1 dari 3 orang yang terinfeksi.

Cacar membuat korban selamat dengan bekas luka yang dalam dan permanen, bahkan ada yang mengalami kebutaan.

Tingkat kematian jauh lebih tinggi pada populasi di luar Eropa di mana orang memiliki sedikit kontak dengan virus sebelum pengunjung membawanya ke wilayah mereka.

Sejarawan memperkirakan 90% populasi asli Amerika meninggal karena cacar yang diperkenalkan oleh penjelajah Eropa. Pada abad ke-20 saja cacar menewaskan 300 juta orang.

"Itu adalah sesuatu yang menjadi beban besar di planet ini, tidak hanya kematian tetapi juga kebutaan dan itulah yang mendorong kampanye untuk memberantas cacar dari Bumi," kata Adalja pada Live Science.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI