Setelah setiap klip diputar, masing-masing sukarelawan ditanya apakah batuk merupakan gejala penyakit yang sebenarnya, atau hanya sakit tenggorokan.
Para peneliti menemukan bahwa para sukarelawan tepat dalam diagnosis mereka kira-kira separuh waktu — tidak lebih baik daripada kebetulan.
Mereka menyimpulkan bahwa orang perlu lebih berhati-hati dalam menghakimi orang lain sedemikian rupa, karena mereka sama salahnya dengan benar.