Suara.com - Para peneliti telah mengungkapkan Inggris mungkin salah satu negara yang rentan terhadap virus corona Covid-19, karena memiliki dua musim flu ringan.
Saat ini virus corona Covid-19 telah menyerang negara-negara Eropa, seperti Spanyol dan Italia. Tapi, para ahli lebih menyoroti kasus virus corona di Inggris.
Dr Chris Hope dari University of Cambridge mengklaim bahwa intensitas flu yang tidak jelas bisa menjadi penyebabkan Inggris lebih rentan terhadap virus corona Covid-19.
Sejauh ini, sudah lebih dari 44 ribu orang di Inggris meninggal dunia karena virus corona Covid-19. Para peneliti pun mengklaim bahwa kondisi di Inggris lebih buruk daripada negara lainnya di Eropa.
Para ahli dari Sekolah Bisnis Hakim Cambridge, yang biasanya berspesialisasi dalam pemodelan kebijakan, mengatakan influenza bisa membunuh orang sebanyak kasus virus corona Covid-19.
Sepanjang pandemi, orang lanjut usia, memiliki kondisi kesehatan buruk dan riwayat masalah kesehatan adalah kelompok yang paling rentan terhadap flu musim dingin yang parah.
Data dari para peneliti ini menunjukkan tren antara tingkat kematian akibat virus corona Covid-19 yang tinggi dengan intensitas musim flu yang tidak jelas.
Contohnya, virus corona Covid-19 menyerang Belgia begitu agresif. Tetapi, sebagian besar kasus terjadi tanpa cedera akibat flu musim dingin.
Dalam hal ini, tingkat kematian akibat virus corona Covid-19 di antara negara-negara Eropa paling buruk terjadi di Inggris.
Baca Juga: Cegah Penularan Virus Corona, Terapkan 8 Hal ini di Salon dan Spa!
![Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/05/26/80444-ilustrasi-virus-corona.jpg)
Data dari Public Health England (PHE) menunjukkan bahwa sekitar 20 ribu kematian tambahan terjadi setiap tahunnya akibat influenza.
Meski demikian, hanya ada 1.700 kematian tambahan selama wabah 2018-2019. Dr Hope pun mengatakan bahwa wabah 2019-2020 ini masih tergolong sangat ringan.
Sekitar 300 ribu orang diperkirakan akan meninggal dunia dalam musim flu dan mungkin juga karena virus corona Covid-19.
"Makalah ini tidak berupaya membuat penilaian tentang faktor yang membuat seseorang terlindungi dan tidak terlindungi dari flu atau virus corona Covid-19," jelas Dr Hope dikutip dari The Sun.
Penelitian ini hanya melaporkan temuan awal sebagai pemodel kebijakan mengenai hubungan statistik yang jelas antara tingkat keparahan musim flu dan kematian akibat virus corona.
Di seluruh Eropa sendiri intensitas flu diukur setiap minggu. Hal ini dilakukan oleh Jaringan Pengawasan Influenza Eropa (EISN).