Menurutnya, penelitian ini adalah langkah maju yang sangat penting dan mengatakan bahwa hal ini menjawab bagaimana sperma menembus pertahanan yang kompleks untuk menuju sel telur.

"Penting untuk dicatat bahwa dalam perjalanan mereka menuju sel telur, sperma akan berenang melalui lingkungan yang jauh lebih kompleks," kata Pacey.
Ia menjelaskan, di dalam tubuh wanita, sperma harus berenang di saluran sempit berisi cairan yang lengket di serviks, dinding sel yang bergelombang di tubafalopi, dan mengatasi kontraksi otot serta cairan yang dikeluarkan bersama (oleh bagian atas sel yang disebut silia) ke arah yang berlawanan dengan arah tujuan sperma.
"Namun, jika mereka benar-benar mampu mengebor ke depan, sekarang saya dapat melihat secara lebih jelas bagaimana sperma dapat melewati jalur perang ini untuk mencapai sel telur dan bisa masuk ke dalamnya," sambung Pacey.
Informasi terbaru:
Science Advances resmi mencabut artikel penelitian ini pada 19 Mei 2021. Sebab setelah publikasi artikel, pembaca mengidentifikasi bahwa meskipun data eksperimental dan analisis flagela 3D tersebut baik, kesimpulan asimetri flagela dan anisotropi tidak dapat ditarik secara tegas hanya dengan menggunakan data bentuk gelombang flagela 3D.
Karena itu, deskripsi asimetri dan anisotropi dalam artikel tersebut tidak lengkap, sehingga belum bisa ditarik bukti kuat bahwa sperma berenang dengan gerakan seperti bor.