"Saat dikontrol dengan benar, sel-sel ini bisa menjadi kekuatan yang mendeteksi, menghancurkan ancaman, memperbaiki jaringan yang rusak dan membawa sel-sel kekebalan tubuh lainnya," jelasnya.
Diabetes
Orang yang menderita diabetes lebih berisiko mengalami kematian akibat virus corona Covid-19 karena tingginya kadar glukosa dalam sistem kekebalan tubuh. Sedangkan, glukosa meningkatkan kadar ACE2 yang ada di makrofag dan monosit untuk membantu virus menginfeksi sel.
Pada intinya, glukosa bisa menjadi bahan bakar virus berkembang dan obesitas juga bisa menyebabkan tingginya kadar glukosa dalam tubuh.
Usia tua

Mayoritas, orang yang meninggal dunia akibat virus corona Covid-19 adalah usia di atas 60 tahun. Karena, orang tua cenderung mengalami peradangan ketika memiliki tingkat sitokin-pro-inflamasi yang lebih tinggi.
"Kondisi ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk genetika, mikrobioma dan obesitas. Banyak orang tua juga memiliki lebih sedikit limfosit yang bisa menghancurkan virus," jelas Prof Cruickshank.
Ketidakseimbangan gender
Sejumlah penelitian telah mengatakan bahwa pria lebih berisiko meninggal dunia akibat virus corona daripada wanita. Prof Cruickshank mengatakan risiko ini dipengaruhi oleh reseptor ACE2 yang dilekatkan virus lebih menonjol pada pria. Pria lebih mungkin mengembangkan monosit atipikal, yang menyebabkan sitokin hingga bisa menyebabkan badai sitokin.
Baca Juga: Waspada Kanker Usus, Ini Artinya Bila Feses Mengapung atau Tidak saat BAB!