Suara.com - Belum lama ini Rusia mengajukan permohonan izin penggunaan darurat atau emergency use autorisation (EUA) vaksin Sputnik V.
Dalam situasi pandemi, WHO memperkenankan pembuatan dan penyediaan obat atau vaksin dapat dilakukan melalui proses Emergency use Authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 oleh lembaga yang mempunyai otorisasi untuk itu. DI Indonesia lembaga itu ialah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Lantas, bagaimana dengan sisi keamanan dan efektivitas vaksin tersebut?
Dikutip dari ANTARA, Pelaksana Tugas Deputi I Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Togi Hutadjulu mengatakan bahwa Otorisasi Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) tidak akan mengesampingkan aspek keamanan, khasiat, dan mutu.
![Vaksin Covid-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gameleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. [Handout / Russian Direct Investment Fund / AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/08/12/60817-vaksin-covid-19-buatan-rusia.jpg)
"Hal ini telah menjadi ketentuan yang berlaku di Indonesia, izin penggunaan obat dan vaksin yang dikeluarkan BPOM harus memenuhi syarat keamanan, khasiat, dan mutu yang dibuktikan melalui uji klinik yang baik dan cara pembuatan obat yang baik mengacu pada persyaratan dan standar yang berlaku secara nasional dan internasional," kata Pelaksana Tugas Deputi I BPOM Togi Hutadjulu di Jakarta, Kamis.
Togi menegaskan bahwa pemberian izin penggunaan darurat ini harus dilakukan dengan pertimbangan kemanfaatan yang lebih tinggi dari risikonya. Sementara keputusan diambil berdasarkan hasil evaluasi data keamanan dan khasiat vaksin.
Ia menambahkan, proses evaluasi keamanan dan khasiat kandidat vaksin melibatkan Tim Komite Nasional Penilai Obat yang terdiri atas para ahli farmakologi, klinisi, dan pakar bidang terkait lain.
Jika berdasarkan hasil evaluasi vaksin dinyatakan telah memenuhi syarat keamanan, khasiat, dan mutu, Togi melanjutkan, maka BPOM dapat memberikan persetujuan penggunaan kategori EUA atau Nomor Izin Edar (NIE).
Baca Juga: Peringatan! Vaksin Covid-19 Pertama Mungkin Tidak Sempurna