Menteri Nadiem Makarim Khawatir PJJ Sebabkan Dampak Psikososial Pada Anak

Jum'at, 27 November 2020 | 16:16 WIB
Menteri Nadiem Makarim Khawatir PJJ Sebabkan Dampak Psikososial Pada Anak
Mendikbud Nadiem Makarim . (ANTARA/Indriani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sehingga yang terjadi sekolah akan menjalankan hybrid model atau dua cara dengan belajar tatap muka juga tetap ada PJJ.

Diakui Menteri Nadiem, metode itu akan sulit dilakukan. Namun tetap perlu dijalankan karena sekolah tatap muka yang direncanakan bukan berarti anak kembali belajar dalam kondisi normal seperti sebelum pandemi Covid-19.

"Ini banyak misspersepsi. Jadi harus ada dua rotasi minimal. Karena hanya boleh 18 anak per kelas, biasanya 36 boleh. Jadi itu aturannya. Ini adalah protokol ketat kalau kita mau memperbolehkan, gak boleh mudah tatap muka. Ada sanitasi, harus pakai masker, harus 50 persen kapasitas. Gak boleh ada kantin, gak ada ekskul," paparnya.

Di sisi lain, Menteri Nadiem kembali menegaskan bahwa anak membutuhkan sekolah tatap muka agar kembali terjalin interaksi secara langsung antara guru dan antar-murid. 

"Kita sudah menyadari, kita gak bisa terus menerus menunggu dan mengorbankan satu generasi karena dampaknya bisa permanen. Ini akan berikan kesempatan bagi anak-anak yang benar-benar sulit lakukan PJJ untuk kembali ke sekolah. Paling tidak kalau pun gak punya internet bisa datang tiga kali semingu ke sekolah, belajar dengan gurunya lalu dia pulang. Paling tidak, dapat interaksi langsung lagi dan bertemu teman-temannya," tutup Menteri Nadiem.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI